Sedangkan beban puncaknya di wilayah Jawa Timur sebesar 5.197 MW, Bali sebesar 773 MW, NTB sebedar 451,48 MW, dan NTT sebesar 152,57 MW.
Dari surplusnya listrik di wilayah tersebut, PLN pun memasoknya untuk 10 pelanggan Bisnis dan Industri di Provinsi Jawa Timur, NTB, dan NTT dengan total daya 129 Mega Volt Ampere (MVA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu, PLN Distribusi Jawa Timur melakukan penandatanganan kerja sama dan SPJBTL dengan lima pelanggan yaitu Kawasan Industri Probolinggo, PT Wilmar Nabati Indonesia dan PT Aplus Pasific yang berlokasi di Gresik, PT Meta Adhya Tirta Umbulan dan PT Megah yang berlokasi di Pasuruan. Total daya yang akan disambung mencapai 107,4 MVA.
Kemudian PLN Wilayah NTB juga melakukan penandatanganan kerja sama dan SPJBTL dengan empat pelanggan pada sektor tambak, kesehatan, dan pendidikan dengan total daya sebesar 1,7 MVA. Diantaranya adalah Rumah Sakit Umum Kota Mataram dan Politeknik Pariwisata Lombok yang berada di Kota Mataram, PT Rhaee Royal Vannanei yang berlokasi di Sumbawa, serta UD. Sulindo Persada yang berlokasi di Bima.
Sementara PLN Wilayah NTT melakukan penandatangan SPJBTL dengan PT Gulf Mangan yang bergerak pada industri smelter dengan rencana pemasangan baru sebesar 20 MVA.
"Program 35.000 MW mulai dirasakan hasilnya, sistem kelistrikan, khususnya di Nusa Tenggara saat ini telah surplus. Listrik mulai diserap. Hari ini kita tanda tangan SPJBTL, khususnya dengan pelanggan bisnis dan industri. Harapannya ini dapat berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di masyarakat," ujar Djoko dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (7/11/2017).
Ketersediaan daya ini merupakan langkah PLN untuk mendukung ketersediaan listrik di tanah air. Ketersediaan listrik ini juga diharapkan dapat mendorong munculnya industri dan usaha-usaha baru di daerah yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (dna/dna)