Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Fajar Harry Sampurno menjelaskan, RUPSLB PGN kali ini sekaligus menjadi titik awal pembentukan holding BUMN migas.
"RUPS nanti holdingnya sudah jadi. Yang dimaksud PGN menjadi bagian dari Pertamina itu sekarang. Tapi kalau menyelesaikan Pertagas dan lain-lain itu diharapkan Maret," kata Harry seperti ditulis Kamis (25/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 57% Saham PGN Besok Diambil Pertamina |
Selanjutnya, integrasi anak usaha masing-masing BUMN dilakukan bertahap. Maret 2018 misalnya, PGN akan mengakuisisi Pertagas karena memiliki bisnis yang sama.
"RUPS itu mengalihkan saham pemerintah di PGN ke Pertamina. Jadi enggak ada perubahan, Saka tetap di situ, dan dengan pengalihan itu otomatis Saka di bawah Pertamina," ujar Harry.
Berbeda dengan pembentukan holding BUMN tambang sebelumnya yang sudah mengantongi Peraturan Pemerintah (PP) sebelum RUPSLB, pembentukan holding BUMN migas diawali dengan RUPSLB terlebih dahulu dan disusul dengan penerbitan PP yang saat ini sudah di Sekretariat Negara (Sekneg).
"RUPS, RPP, baru akta inbreng. Kalau proses RUPS ini sebagai proses perusahaan publik," tutur Harry.
Salah satu tujuan pembentukan holding BUMN migas untuk memudahkan masyarakat menggunakan bahan bakar gas. Sehingga penggunaan energi ramah lingkungan bisa semakin banyak digunakan.
"Khusus untuk PGN, manfaat gas itu diintegrasikan. Yaitu accessability, acceptability, affordability, dan availability. Aksesabilitas itu semakin mudah akses gas kepada konsumen, peningkatan pemanfaatan energi ramah lingkungan baik untuk rumah tangga, transportasi dan lainnya," kata Harry.
Harry menambahkan, harga gas untuk rumah tangga dan industri juga kemungkinan bisa ditekan menjadi lebih murah lagi. Investasi di sektor gas juga nantinya bisa dilakukan bersamaan dengan Pertamina yang memiliki bisnis gas.
"Kemudian harga gas yang bisa lebih terjangkau, memudahkan mendapatkan sumber gas itu sendiri. Tidak terjadi duplikasi," ujar Harry. (ara/zlf)











































