Dia menyampaikan, kalau ada produsen listrik dari PLTS yang menawarkan harga tinggi, misalnya US$ 20 sen per kWh ia tidak akan menyetujuinya.
"Paling tidak (bisa) US$ 5 sen, US$ 7 sen. Tidak US$ 20 sen. Tidak. Selama saya menjadi menteri, saya akan mengatakan tidak," ujarnya di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jonan mengatakan kondisi saat ini sudah jauh berbeda dibandingkan 10 tahun lalu. Jika saat itu harga listrik dari PLTS mungkin masih di kisaran US$ 25 sen/kWh, harusnya saat ini sudah jauh turun. Apalagi menurutnya biaya investasinya sudah tidak semahal dulu.
"Biaya investasi panel surya terus menurun di dunia, dan banyak orang di sini berjuang untuk menyesuaikan hal semacam ini dari perspektif bisnis atau investasi," jelas Jonan.
Baca juga: Tarif Listrik Tidak Naik Hingga 2019 |
Oleh karenanya, dia meminta para investor atau produsen listrik mulai menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut yang mana imbasnya membuat harga listrik dari PLTS semakin murah.
"Saya terus mengatakan kepada para investor disini, silahkan sesuaikan, mohon selaras dengan teknologi baru di panel surya," tambahnya. (ara/ara)