Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi mengungkapkan bantuan tersebut sebagai tindak lanjut kunjungan Kementerian ESDM dan PLN. Saat itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan akan membantu para pengungsi mendapatkan aliran listrik yang layak.
"Kami menindaklanjuti kunjungan Menteri ESDM Bapak Ignasius Jonan pada kesempatan yang lalu untuk membantu para pengungsi Huntara untuk mendapatkan satu kWh meter untuk satu rumah karena sebelumnya beberapa rumah menggunakan satu kWh meter," ujar Hendra dalam keterangan tertulis, Selasa (10/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemberian bantuan tersebut dilakukan di Kantor Bupati Karo, Sumatera Utara pada Senin (9/4/2018). Hadir dalam acara tersebut, Bupati Karo Terkelin Brahmana mengungkapkan terima kasihnya.
"Terima kasih kepada pemerintah dan PLN telah peduli kepada masyarakat dan lingkungannya. Semoga langkah PLN dapat mendorong dan memotivasi perusahaan lainnya untuk memberikan bantuan kepada masyarakat untuk digunakan sebaik-baiknya. Waktu Pak Menteri ESDM ke sini kami meminta alangkah indahnya jika listrik digratiskan untuk pengungsi huntara," ujarnya.
Bantuan yang diterima pengungsi sinabung merupakan bagian dari program CSR PLN dalam bentuk token gratis. Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali mengatakan dengan adanya bantuan itu masyarakat diharapakan bisa menata kembali perekonomiannya.
"Menyikapi hal tersebut, PLN Peduli (CSR PLN) dalam hal ini hadir untuk membangun perekonomian masyarakat yang terdampak bencana erupsi Gunung Sinabung. Dengan memberikan bantuan berupa token listrik gratis, diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi dan membantu pengungsi penghuni (Huntara) untuk memulai menata perekonomian keluarga kembali. Sehingga memperkecil kesenjangan antara penghasilan dan standar kebutuhan hidup yang layak pascaerupsi," ujar Ali.
Nilai bantuan yang diberikan PLN untuk masyarakat yang terdampak Gunung Sinabung sebesar Rp 279 juta untuk listrik, serta bibit tanaman tomat dan cabai beserta pupuk organik senilai Rp 220 juta. Menurut salah seorang warga, bantuan tersebut bisa meringankan beban mereka sehari-sehari. Untuk biaya listrik ia mengaku harus mengeluarkan uang RP 50 ribu dalam dua minggu.
"Ini sudah bantu kami untuk sekolah anak kami, ongkos anak setiap hari dan ongkos kami kalau ke ladang. Mantap lah bagi kami. Lampu (listrik) sudah kalian kasih ke kami, jadi berkurang beban kami. Biasanya kami keluar Rp 50.000 untuk paling lama 2 minggu (penggunaan listrik)," ujar Asni Boru Karo (40), dari Desa Kuta Tengah, Kab. Karo. (ega/ega)