Sofyan beserta jajaran direksi PLN pun hari ini menggelar konferensi pers untuk menjelaskan perihal penggeledahan rumahnya itu. Dia pun menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan kepada awak media.
Namun ketika konferensi pers hendak ditutup, Sofyan meminta awak media duduk kembali. Dia pun memberikan beberapa pernyataan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebentar duduk dulu, aku mau ngomong dulu. Kami manajemen yang sekarang sudah berjalan 3,5 tahun. Sekitar 1,5 tahun lagi saya pensiun. Kami ingin pensiun baik-baik," tuturnya di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (16/7/2018).
Sofyan pun memamerkan capaian yang telah dia lakukan bersama dengan direksi PLN yang lain. Pertama dia menegaskan bahwa selama dia menjabat tarif listrik tidak naik.
"Selama 3,5 tahun ini tarif tidak naik sampai Insya Allah 2019. Walaupun harga batu bara naik 60% lebih, ICP naik 30%, kurs dari Rp 13.400 menjadi Rp 14.000an, inflasi. Kalau dipikir loss-nya besar, tapi kami tetap cari efisiensi," tambahnya.
Kedua, lanjut Sofyan, dia mengklaim bahwa PLN berhasil memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dengan tidak adanya pemadaman di 11 provinsi yang selama ini langganan 'byarpet'.
"Jadi tidak ada lagi pemadaman kecuali kejadian tiang ditabrak mobil atau ketiban pohon dan yang paling sering tiang digergaji dan besi dijual. Itu ruginya puluhan miliar," tambahnya.
Terakhir, Sofyan meyakini bahwa rasio elektrifikasi telah jauh meningkat dari sebelumnya terutama di wilayah timur Indonesia. "Terakhir BUMN itu tangan kanannya di rakyat, tangan kiri di negara. Jadi kami kerja untuk kemaslahatan masyarakat luas," tuturnya. (zlf/zlf)