Warga di sana pun menyambut gembira hadirnya listrik di desa mereka. Salah satu yang mengungkapkan rasa senangnya adalah Maria Bapaemu. Dia mengatakan, di Desa Enem sudah lama kondisinya gelap.
"(Dengan adanya listrik) senang, (karena) sudah lama gelap, hari ini baru terang," kata Maria, di Desa Enem, Papua Selasa (24/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya (sebelumnya) tidak ada lampu. Baru kali ini kita dapat terang," ujar Maria.
Selama tidak ada lampu, aktivitas sehari-hari, khususnya di malam hari warga mengandalkan pelita atau biasa dikenal dengan lampu teplok. Lampu teplok digunakan misalnya saat anak belajar malam hari.
"(Anak belajar) pakai pelita, (sekarang sudah) 1 SMP," ujarnya.
Dia sudah 20 tahun tinggal di desa tersebut. Selama itu, tidak ada listrik yang menerangi rumah. Bahkan untuk menonton televisi pun tidak bisa.
"(Sudah tinggal di sini) 20 tahun lebih. (Masuk listrik) baru kali ini. (Nonton televisi) tidak ada," jelasnya.
Namun, hari ini Desa Enem sudah mendapat pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 100 kwp. Tentu, beragam aktivitas yang butuh listrik sudah bisa dilakukan. (hns/hns)