Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto menjelaskan dari 3,6 juta barel yang bisa termanfaatkan sebanyak 600 ribu barel yang berasal dari 70 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Djoko menerangkan, minyak tak termanfaatkan itu berada di dasar-dasar tangki karena mengandung air atau material lain, sehingga minyak itu tidak bisa dijual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, dead stock sebenarnya bisa dijual. Seperti halnya yang dilakukan PT Saka Energi Indonesia.
"Total semua ada 3,6 juta barel, beberapa KKKS seperti Saka itu dead stock dia olah dan tambah bahan kimia sehingga bisa dia jual," jelasnya.
Djoko telah menyurati KKKS segera menguras tangkinya. Langkah memanfaatkan dead stock juga sebagai upaya menggenjot lifting minyak.
"Sludge itu dibersihkan berapa banyak yang bisa di-lifting, saya udah suratin beberapa KKKS, saya sudah tinjau ke lapangan, semua KKKS produksi harus di tank cleaning," ujarnya.
"Kan setiap perusahaan punya jadwal pengurasan, dalam rangka meningkatkan lifting, bisa saja badan usaha sudah waktunya tank cleaning dia tidak tank cleaning, dengan dasar surat itu nanti ada justifikasi ngomong SKK Migas ini loh ada surat tank cleaning, biaya sekian, SKK setuju biaya cost recovery akan dapat minyak sekian dihitung di situ," tutupnya. (hns/hns)











































