Bagaimana sepak terjang Karen selama jadi dirut Pertamina? Apa saja prestasinya?
Sebelum meniti karir, Karen Agustiawan sebelumnya mengenyam pendidikan di Faktultas Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung (ITB). Kemudian dia memulai karisnya sebagai business development manajer di Landmark Concurrent Solusi Indonesia selama 4 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum menjadi dirut Pertamina, wanita kelahiran Bandung 19 Oktober 1958 itu memulai karir di Pertamina sebagai Staf Ahli Direktur Utama untuk Bisnis Hulu pada periode 2006-2008.
Kemudian pada 5 Maret 2008, istri Herman Agustiawan itu dipercaya menjabat sebagai Direktur Hulu Pertamina sebelum ditunjuk pemegang saham untuk memimpin Pertamina
Karen kemudian diangkat oleh Menteri BUMN yang kala itu dijabat Sofyan Djalil pada tahun 2009. Karen menggantikan Ari Soemarno yang sudah habis masa jabatannya.
Dalam era kepemimpinannya, Pertamina banyak menuai penghargaan, salah satunya adalah masuk dalam daftar 500 perusahaan terbesar dunia atau Fortune Global 500.
Pada 2011, Karen juga masuk dalam daftar Asia's 50 Power Businesswomen yang dikeluarkan oleh media kenamaan Forbes.
Setelah kurang lebih 6 tahun menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina, Karen mengundurkan diri dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Migas tersebut. Karen merupakan satu-satunya wanita yang bisa memimpin Pertamina.
Selama ini kursi dirut Pertamina selalu dipegang oleh kaum Adam, mulai dari Soegijanto, Martiono Hadianto, Baihaki Hakim, Ariffi Nawawi, Widya Purnama, sampai Ari Hernanto Soemarno. (dna/dna)