Unit Manager Communication & CSR MOR VII Pertamina, M Roby Hervindo menyampaikan yang mengalami kerusakan ringan tersebut, yakni Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Donggala, 2 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE ), dan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU).
"Kalau TBBM, SPBBE, DPPU, kondisi saat ini belum teridentifikasi adanya kerusakan yang signifikan. Jadi masih kerusakan kecil," katanya kepada detikFinance, Jumat (28/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Kerusakan ringan) kaca pecah, kemudian kalau tanah retak retak. Tapi kalau misal sampai bangunan rubuh nggak ada informasi semacam itu," lanjutnya.
Sementara untuk Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di sana, dia belum bisa memastikan karena belum menerima laporan dari tim di lapangan.
"Kalau SPBU belum dapat informasi. Komunikasi ke sana belum ada yang nyambung," tambahnya.
Komunikasi terputus
Roby belum bisa menerima informasi yang berkaitan dengan distribusi BBM lantaran komunikasi terputus dengan tim di lapangan.
"Tapi apakah kondisi penyaluran seperti apa kita belum update karena komunikasi terputus putus dan memang kalau malam tidak ada jadwal penyaluran. Jadi kita juga nggak bisa ngecek itu apa sarpras (sarana dan prasarana) jalan seperti apa," kata Roby.
Menurutnya penyaluran BBM belum tentu bakal berjalan lancar jika ternyata jalanan rusak akibat gempa. Pihaknya sampai saat ini masih menunggu informasi lebih lanjut apakah penyaluran BBM memungkinkan dilakukan.
"Karena kondisi jalan kan belum tahu, jalur distribusinya, artinya kalau TBBM-nya berfungsi tapi jalannya nggak bisa dilewati kan tidak mungkin melakukan penyaluran," tambahnya.
Sementara itu langkah-langkah pemulihan dilakukan Pertamina, yaitu mengaktifkan crisis center/Puskodal (Pusat Komando dan Pengendalian) untuk memonitor kondisi terakhir dan menyiapkan rencana penanganan.
Kemudian, menyiapkan rencana-rencana alternatif penyaluran bahan bakar dengan informasi yang ada saat ini, serta berupaya menyambung komunikasi dengan lokasi dan pekerja. (hns/hns)