Pertamina Bisa Rugi Rp 17 T Jika Tak Naikkan Harga Pertalite

Pertamina Bisa Rugi Rp 17 T Jika Tak Naikkan Harga Pertalite

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 11 Okt 2018 12:45 WIB
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta - PT Pertamina (Persero) sudah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamax 4 kali sejak awal tahun. Sementara harga Pertalite masih ditahan di Rp 7.800/liter sejak kenaikan terakhir pada 24 Maret 2018.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan pun meyakini ada potensi kerugian (potential loss) yang bakal ditanggung Pertamina jika hingga akhir tahun tidak ikut menaikkan harga Pertalite.

"Kan Pertalite dengan harga sekarang yang Rp 7.800/liter kalau tidak salah, karena memang masih di bawah keekonomiannya. Keekonomian Pertalite harusnya mungkin Rp 9.000/liter seharusnya," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (11/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Jika asumsinya demikian, maka ada selisih harga Pertalite yang harus ditanggung Pertamina sebesar Rp 1.200/liter. Konsumsi Pertalite sendiri adalah 40.000 kiloliter (KL) per hari. Sampai akhir tahun kemungkinan potential loss yang ditanggung Pertamina sebesar Rp 17,2 triliun.

"Dengan konsumsi saat ini sekitar 40.000 KL per hari untuk Pertalite di mana selisih harga yang di tanggung Rp 1.200/liter maka potential loss mereka ada sebesar Rp 17,2 triliun. Ini untuk sampai akhir tahun ya," paparnya.

Kondisi tersebut juga dengan mempertimbangkan kurs dolar Amerika Serikat (AS) saat ini dikisaran Rp 15.000. Serta dihitung dengan formula harga BBM Indonesia yang mengacu Mean of Platts Singapore (MOPS) ditambah alpha US$ 75/barel.

"Dengan MOPS+alpha US$ 75/bbl dan kurs Rp 15.000," tambahnya.





Tonton juga 'BUMN Tak Tahu Rencana Kenaikan Harga Premium':

[Gambas:Video 20detik]

(eds/eds)

Hide Ads