Mereka menginventarisir kerusakan infrastruktur kelistrikan, pemulihan listrik fasilitas umum, seperti SPBU dan Base Transceiver Station (BTS) sampai 25 hari pasca bencana ini.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi PLN Syamsul Huda mengatakan pencapaian ini bisa dilihat di delapan hari pertama yakni bisa memulihkan tujuh atau 100% Gardu Induk (GI) yang menyuplai listrik Palu dan sekitarnya. Disusul dengan memulihkan 45 atau 100% penyulang guna mendistribusikan listrik dari ketujuh GI tersebut di hari ke-10.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Huda mengatakan bahwa saat ini PLN tengah berfokus untuk menyalakan listrik ke rumah-rumah pelanggannya. Tercatat hingga hari ke-25 ini, PLN berhasil memulihkan 2.144 (target 2.182) Gardu Distribusi yang akan dioperasikan.
Kini, relawan PLN sudah kembali ke unit asal masing-masing dan selanjutnya pekerjaan di lapangan akan diambil alih secara penuh oleh PLN Unit Induk Wilayah Sulut, Sulteng, Gorontalo serta PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran Sulawesi.
"Di samping memulihkan jaringan listrik dan gardu-gardu distribusi untuk menyalurkan listrik hingga ke rumah pelanggan, kami juga menginventarisir rumah dan bangunan pelanggan yang hancur akibat musibah yang belum dapat dialiri listrik," ungkap Huda.
Kata Huda, untuk daerah yang masih terkendala kelistrikan karena akses jalan yang hancur, PLN sudah menyiapkan lebih dari 80 genset mobile sebagai solusi sementara memulihkan listrik di daerah itu. Itu dilakukan sampai akses dan infrastruktur selesai diperbaiki.
Menurut Huda, kembalinya pasokan listrik itu mulai dirasakan masyarakat Sulteng. Banyak warga sudah bisa kembali ke rumah, roda perekonomian bisa kembali berputar seiring aktivitas jual beli masyarakat yang kembali tampak.
PLN mencatat di hari ke-25 ini, beban puncak kelistrikan Sulteng mencapai 91 MW (sebelumnya 125 MW). Angka itu terus bertambah semenjak tahap pemulihan kelistrikan di Sulteng selama 25 hari tersebut.
Huda menuturkan PLN tak hanya memulihkan sistem kelistrikan saja tapi juga berupaya untuk hadir membantu kebutuhan korban, yakni melalui program PLN Peduli (CSR PLN) dengan memberikan bantuan senilai Rp 4,518 miliar yang didistribusikan ke berbagai daerah di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi.
Bantuan itu meliputi sembako senilai Rp 1.184.795.600, pakaian dan selimut senilai Rp 1.091.400.000, kebutuhan kesehatan senilai Rp 780 juta, alat penerangan senilai Rp 362,450 juta, kebutuhan logistik lainnya senilai Rp 466,500 juta, pembuatan dapur umum senilai Rp.300 juta, tenda di pengungsian senilai Rp 236,500 juta serta air bersih senilai Rp 97 juta.
PLN juga memberikan bantuan psikis untuk korban melalui trauma healing. Cara ini mampu memulihkan kembali semangat korban untuk bisa bangkit dan beraktivitas seperti sebelumnya. (mul/mpr)