"Seperti yang anda ketahui Indonesia telah memegang peranan kunci untuk mengangkat isu tentang sampah-sampah laut. Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merupakan salah satu yang mengerahkan komunitas internasional untuk merespons peningkatan ancaman polusi laut, khussunya plastik," kata World Bank Vice President for Sustainable Development, Laura Tuck di acara Tackling Marine Plastic Pollution di hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Selasa (30/10/2018).
Menurut Laura, Presiden Joko Widodo telah menargetkan untuk mengurangi sampah plastik hingga 70 persen pada 2025 mendatang. Pihaknya pun mendukung langkah tersebut dengan ikut berkontribusi untuk memberikan masukan dan langkah analitis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut dengan bantuan tersebut, Indonesia telah berhasil mengidentifikasi masalah polusi laut yang berupa sampah plastik. World Bank juga turut membantu pengelolaan limbah laut tersebut.
"Telah mulai menangani masalah dengan program pengelolaan limbah padat senilai US$ 1,2 miliar. Di mana US$ 100 juta berasal dari sumbangan World Bank, program ini berupa investasi untuk upaya mengurangi kebocoran berbasis lahan yang menyumbang 80 persen dari sampah laut di Indonesia," terangnya.
"Tak hanya itu, Indonesia juga mulai menambah nilai guna sampah plastik, seperti untuk konstruksi material jalan," sambung Laura.