Harga Minyak Dunia Turun, Harga BBM Bisa Ikut Turun?

Harga Minyak Dunia Turun, Harga BBM Bisa Ikut Turun?

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Minggu, 25 Nov 2018 09:09 WIB
Harga Minyak Dunia Turun, Harga BBM Bisa Ikut Turun?
Jakarta - Harga minyak dunia sedang mengalami penurunan. Tak tanggung-tanggung, harga minyak dunia turun menjadi US$ 60 per barel dari sebelumnya US$ 85 per barel.

Kondisi tersebut tentu bisa mempengaruhi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai komoditas utama. Lantas, bisakah harga BBM mengalami penurunan?

Dirangkum detikFinance, Minggu (25/11/2018) begini ulasan selengkapnya:

1. Harga Minyak Dunia Tergelincir ke US$ 60/Barel

Foto: CNN.com
Harga minyak mentah dunia terus mengalami penurunan hingga ke level US$ 60 per barel. Minyak mentah Brent turun menjadi sekitar US$ 60 per barel dari nilai tertingginya US$ 85 per barel pada awal Oktober 2018.

Sementara, harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) merosot lebih dari US$ 1 per barel sebelum akhirnya ditutup melemah US$0,78 menjadi US$53,85 per barel.

Mengutip Reuters, Sabtu (24/11/2018) survei dari Bank of America Merill Lynch's mencatat investor memangkas alokasi untuk saham energi mereka sebanyak 7% dari bulan sebelumnya. Begitu pun dengan manajemen investasi di Eropa yang justru menjual sahamnya.

Analis Minyak dan Gas di Cantor Fitzgerald Ashley Kelty mengatakan pada dasarnya saham di sektor energi telah mengalami penurunan yang signifikan pada tahun lalu. Oleh karena itu, investor mulai berhati-hati.

"Ketika harga minyak kembali, sebagian besar lembaga mengaku cukup senang untuk melepaskan 20% hingga 25% sebagai awalan karena mereka sangat waspada. Minyak itu bisa rebound ke bawah dengan cepat," kata dia.

Sementara itu, beberapa perusahaan minyak pada dasarnya telah memperbaiki keuangan mereka sejak kejatuhan harga minyak di tahun 2014. Namun, saham perusahaan mereka masih saja sensitif terhadap pergerakan harga minyak.

Ahli Strategi Investasi Global di Rothschild & Co Wealth Management Kevin Gardiner mengaku senang terhadap perdagangan harga minyak setelah memantau di awal tahun. Namun ia kembali mengingatkan investor untuk waspada.

"Sama seperti tinta yang mengering pada harga minyak, kami berbalik dan melihat sektor itu menarik dan sekarang jauh sedikit, soal waktu pasar. Anda harus benar-benar berhati-hati dengan komoditas itu karena ini menyinggung waktu pasar," pungkas dia.

2. Minyak Mentah Tergelincir, Harga BBM Bisa Turun?

Foto: Reuters
Pengamat Energi Komaidi Notonegoro mengatakan pada dasarnya penurunan harga minyak yang terjadi hanya fenomena sementara. Bahkan, hal tersebut biasa terjadi di situasi saat ini.

Ia menjelaskan, keputusan untuk ikut menurunkan harga BBM tidak bisa dipengaruhi oleh fluktuatif sementara seperti itu. Sebab dibutuhkan perhitungan selama satu bulan untuk menentukan harga di satu periode.

"Ini kan hanya sementara. Jadi kecil kemungkinan untuk turun (harga BBM). Nggak bisa (harga BBM turun) itu kan evaluasi satu bulan dipantau, jadi rata-rata satu bulan itu untuk dijual periode tertentu," kata dia kepada detikFinance, Sabtu (24/11/2018).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa harga minyak dunia dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia. Saat ini, penurunan terjadi karena terjadi kekalahan partai pendukung Presiden Donald Trump.

"Harga ini dinamis, dipengaruhi oleh faktor non fundamental, kekalahan partainya, pendukung Trump di Amerika," sambung dia.

3. Harga Minyak Turun Hanya Sementara

Foto: Reuters
Penurunan harga minyak yang terjadi hanya lah tren sementara. Sebab penurunan harga minyak dipengaruhi berbagai faktor non fundamental.

Pengamat Energi Komaidi menjelaskan, penurunan harga minyak dunia saat ini dikarenakan kalahnya partai pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

"Ini hanya tren sementara. Kan minyak dunia di 2018 naik, dalam jengka pendek biasa itu naik-turun. Ini dinamis dan dipengaruhi non fundamental, kekalahan partainya, pendukung Trump di Amerika," ucapnya saat berbincang dengan detikFinance, Sabtu (24/11/2018).

Menurut Komaidi ke depan harga minyak dunia bisa kembali meningkat ke angka US$ 70 bahkan lebih. Proyeksi tersebut melihat kondisi pertumbuhan ekonomi di negara maju yang meningkat.

"Untuk 2019, diproyeksi tumbuhnya solid karena didrive sama konsumsi dunia kan. Jadi ekonomi tumbuh positif, Amerika, Eropa, dan Asia Pasifik diproyeksikan membaik (ekonominya). Rata-rata US$ 70 atau lebih," ungkap dia.

Komaidi menambahkan penurunan harga minyak saat ini tidak bisa membuat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Non Subsidi juga ikut menurun. Pasalnya dibutuhkan evaluasi untuk menentukan sebuah harga.

"Jadi kalau penurunan harian, mingguan ini nggak bisa (menentukan harga BBM ikut turun). Kan evaluasi satu bulan dipantau untuk harga jual rata-rata periodenya," tutup dia.

4. Harga Minyak Mentah Diprediksi Naik Jadi US$ 70/Barel Tahun Depan

Foto: CNN.com
Harga minyak dunia yang sekarang sedang turun diprediksi hanya sementara. Pengamat Energi Komaidi Notonegoro mengatakan tahun depan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara, khususnya yang mengonsumsi minyak akan membaik dan kondisi itu akan mendongkrak lagi pertumbuhan konsumsi minyak.

"Ekonomi di tahun 2019 diproyeksi tumbuhnya solid. Karena ekonomi Amerika, Eropa, dan Asia Pasifik diproyeksikan membaik, itu kan negara-negara yang mengonsumsi minyak," papar dia kepada detikFinance, Sabtu (24/11/2018).

Oleh sebab itu, menurut Komaidi, tahun depan harga mintak diperkirakan naik lagi ke level US$ 70/barel.

"2019 akan lebih baik lagi. Jadi kalau sudah ya rata-rata US$ 70 per barel atau di atas itu," tutupnya.
Halaman 2 dari 5
(dna/dna)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads