Distribusi dilakukan Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar bersama Direktur Pemasaran Ritel PT Pertamina (Persero), Mas'ud Khamid, kepada nelayan kecil yang berdomisili di Kecamatan Sungai Limau, Padang Pariaman. Penyerahan secara simbolis berlangsung di PPI (Pusat Pelelangan Ikan) Pasir Baru.
Hadir pula Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas ESDM Alimuddin Baso, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dan Wakil Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paket perdana yang diberikan terdiri atas 1 (satu) unit mesin/motor penggerak, 1 (satu) unit konverter kit dan aksesori pendukungnya, 2 (dua) buah tabung elpiji 3 kg beserta isinya, serta 1 (satu) unit as panjang, baling-baling, dan aksesorisnya.
Konversi BBM ke gas membuat nelayan lebih hemat dalam operasional. Sebelumnya dengan menggunakan bensin, nelayan merogoh kocek sekitar Rp 135.450,- dengan asumsi penggunaan kapal selama 10 jam atau setara dengan 21 liter (Rp 6.450/liter), namun setelah konversi nelayan hanya memerlukan Rp 64.000,- atau lebih hemat 50%.
"Paket perdana yang telah diberikan, semoga bisa bermanfaat bagi warga nelayan dan bisa mengurangi beban operasionalnya. Pemerintah juga berterima kasih kepada Pertamina yang telah membantu merealisasikan program konversi ini," ujar Arcandra.
Paket perdana di wilayah Pertamina Marketing Operation Region I direncanakan sebanyak 3.238 paket, dan untuk wilayah Sumatera Barat sendiri mendapat jatah untuk didistribusikan sebanyak 899 paket.
Sampai 25 November 2018 sudah terealisasi pendistribusian sebanyak 2.834 paket perdana dan di ditargetkan selesai pendistribusian pada akhir bulan November 2018.
Sesuai dengan Keputusan Dirjen Migas Nomor 0116.K/10/DJM.I/2018 bahwa terdapat beberapa kriteria penerima paket perdana Konverter Kit, antara lain yaitu nelayan pemilik kapal lebih kecil atau sama dengan 5 GT, kapal yang dimiliki berbahan bakar bensin, dan kapal yang digunakan memiliki daya mesin lebih kecil atau sama dengan 13 HP (Horse Power).
Selain itu, nelayan tersebut harus menggunakan jenis alat tangkap yang ramah lingkungan, belum pernah menerima bantuan sejenis, dan memiliki identitas yang terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan dan/atau surat keterangan dari dinas kelautan dan perikanan setempat apabila belum memiliki kartu identitas yang dimaksud.
Pertamina menjamin pasokan akan cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan nelayan. "Pertamina bermitra dengan 19 agen di Kabupaten Padang Pariaman dan 724 pangkalan yang menyediakan elpiji 3 kg untuk masyarakat," jelas Mas'ud Khamid.
Mas'ud menambahkan khusus untuk nelatan di daerah itu ada 19 pangkalan yang akan melayani. Ia mengimbau masyarakat menggunakan elpiji 3 kg sesuai haknya, dan bagi mereka yang mampu diharapkan untuk segera beralih ke Bright Gas. (hns/hns)