General Manajer PLTP Kamojang Wawan Darmawan mengatakan rencana penambahan daya tersebut masih menunggu izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Setelah adanya izin, baru pihaknya bisa melakukan pengeboran, eksplorasi dan pembangunan infrastruktur. Namun, hal tersebut membutuhkan waktu yang lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, penambahan daya tersebut akan sebesar 55 mega watt. Angka itu disesuaikan dengan potensi yang ada di Kamojang.
"Nanti sekitar 55 mega watt. Itu kan disesuaikan sama potensi. Kita sudah pakai 235 mega watt dari potensi 300 mega watt," papar dia.
Sementara itu, untuk biaya pengembangan unit daya tersebut ia memperkirakan akan menelan hingga US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,17 triliun (kurs Rp 14.500). Angka tersebut, kata Wawan, dikeluarkan paling banyak untuk proses pengeboran.
Sebab, dibutuhkan peralatan yang banyak untuk mengeksplorasi panas bumi.
"Jadi antara US$ 150 juta. Itu biaya memang perlu mesin khusus kalau ngebor satu sumur. Peralatannya cukup kompleks," tutup dia.