Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Suhendar mengatakan, pihaknya memang tengah fokus untuk melakukan renovasi hingga pembangunan ulang pos pengamatan gunung api.
"Tahun depan ada 12 pos, itu renovasi besar, seperti ini," ujarnya di Pos Pengamatan Gunung Api Rendang, Karangasem, Rabu (26/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebutuhan dana untuk melakukan renovasi besar satu pos pengamatan diperkirakan mencapai Rp 1 miliar. Jika ditotal maka dana yang disiapkan Badan Geologi tahun depan sekitar Rp 12 miliar.
Angka tersebut dianggap normal, sebab biasanya lokasi pos pemantauan gunung api sulit dijangkau bahkan dengan kendaraan, sehingga material bangunan juga harus diangkat manual oleh orang.
Untuk tahun ini Badan Geologi sudah melakukan renovasi besar di tiga pos pemantauan gunung api, 64 pos dilakukan renovasi kecil dan satu pos bangun ulang.
"Tapi karena lokasi yang sangat remote, itu kita ulang lagi di 2019," tambah Rudy.
Saat ini Badan Geologi sudah memiliki 74 pos pengamatan untuk mengawasi 69 gunung api. Beberapa gunung ada yang ditempatkan lebih dari satu pos pengamatan.
Sementara total tenaga pengamat gunung berapi ada sekitar 220 orang. Untuk satu pos biasanya ditempati 3-5 pengamat.
Program renovasi pos pengamatan gunung api itu dilakukan agar memberikan tempat kerja dan hunian yang layak bagi tenaga pengamat.
Rudy mengungkapkan kebanyakan dari pos pengamatan gunung api yang sudah tua kondisinya sudah tidak layak. Para pengamat juga terpaksa harus tidur dan berkerja di ruangan yang sama.
"Ini kan bekerja 24 jam sehingga pos pengamat, kantor dan penginapannya masih di situ-situ saja. Jadi ada alat pengamat, komputer, kasurnya di situ. Kadang ya bekerja sambil ngerokok puntung ada di mana-mana," ungkapnya. (das/ara)