Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas Fanshurullah Asa buka suara menanggapi pernyataan itu. Pria yang akrab disapa Ifan itu menjelaskan, cadangan BBM memang sekitar angka tersebut.
Cadangan BBM milik PT Pertamina (Persero) bertahan hingga 22 hari, sementara badan usaha swasta ada yang dapat bertahan sampai 30 hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ifan menjelaskan jika ingin menambah jangka waktu cadangan BBM, maka harus mengeluarkan biaya Rp 1 triliun. Selain itu, kapasitas depot serta tangki penyimpanan ikut menentukan daya tahan cadangan BBM.
Baca juga: Begini Cara Prabowo Setop RI Impor Minyak |
"Nambah 1 hari saja itu biayanya sekitar minimal Rp 1 triliun, jadi hitung saja kalau mau berapa hari di atas itu. Stoknya ada mungkin di depot, ada stoknya di tangki timbun, sekarang ini ya ketahanan BBM ya segitu (22 hari)," terang Ifan.
Ifan menambahkan, meskipun BBM hanya mampu bertahan 20 hari, kebutuhan untuk nasional masih dapat terpenuhi.
"Walaupun 20 hari stok BBM nasional itu aman, di semua depot maupun di semua SPBU nggak ada masalah, bukan hanya bbm subsidi, bukan hanya bbm penugasan termasuk bbm, non subsidi juga," tutupnya. (hns/hns)