Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca perdagangan Indonesia selama 2018 sebesar US$ 8,57 miliar. Angka itu diperoleh dari kumulatif ekspor dari Januari-Desember sebesar US$ 180,05 miliar dan impor kumulatif sebesar US$ 188,62 miliar.
Berdasarkan data BPS yang dikutip, Jakarta, Rabu (16/1/2019). Defisit migas tercatat US$ 12,40 miliar atau lebih tinggi dari neraca dagangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Neraca Dagang 2018 Tekor Terbesar Sejak 1975 |
Impor migas yang paling tinggi terjadi pada hasil minyak yang sebesar US$ 17,58 miliar, sedangkan ekspornya hanya US$ 1,6 miliar sehingga ada selisih US$ 15,94 miliar.
Kemudian disusul oleh impor minyak mentah yang sebesar US$ 9,16 miliar dam ekspornya US$ 5,12 miliar atau ada selisih US$ 4,04 miliar.
Untuk gas, BPS mencatat masih surplus sebesar US$ 7,58 miliar dikarenakan ekspornya US$ 10,64 miliar dan impornya sebesar US$ 3,06 miliar.
Sedangkan untuk non migas tercatat masih surlpus sebesar US$ 3,83 miliar yang dikarenakan ekspornya sebesar US$ 162,65 miliar dan impornya US$ 158,81 miliar.