Cuma di lokasi floating storage di laut Tuban masih bertebaran ranjau sisa perang dunia kedua.
"Soalnya kan ada kendala ranjau. kita survei dulu sama teman-teman TNI AL, nanti dibuat time framenya minggu depan baru dibicarakan," ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Rida Mulyana, di Kementerian Koordinator Perekonomian, Kamis (7/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rida, minggu depan pemerintah bersama TNI AL akan membahas kegiatan apa saja yang bisa dilakukan untuk membersihkan lokasi pembangunan floating storage Tuban dari sisa-sisa ranjau.
"Updatenya, minggu depan akan rapat koordinasi untuk melakukan survei dulu. Berapa lebar akan disurvei nanti, diambilin, termasuk perhitungan biayanya," terang Rida.
Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan menambahkan biaya pembangunan floating storage tersebut akan ditanggung badan usaha bahan bakar nabati (BU BBN), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, serta PT Pertamina sebagai pengguna.
"Rencananya semua lah, ada dari BU BBN, ada dari BPDP Sawit, ada dari Pertamina," ujar Paulus di Kementerian Koordinator Perekonomian. (hns/hns)