Jonan Resmikan 7.093 Jargas di Sidoarjo

ADVERTISEMENT

Jonan Resmikan 7.093 Jargas di Sidoarjo

Suparno Nodhor - detikFinance
Jumat, 01 Mar 2019 18:54 WIB
Foto: Menteri ESDM Ignasius Jonan bersama bupati Sidoarjo Saiful Ilah memasak di rumah Jumaiyah (Suparno Nodhor/detikcom)
Sidoarjo - Sebanyak 7.093 sambungan rumah (SR) jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) di Kabupaten Sidoarjo diresmikan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan. Selain itu Jonan juga menyerahkan 196 paket konversi BBM ke LPG untuk nelayan kecil di Sidoarjo.

Acara peresmian dipusatkan di Masjid Al Hikmah Perum Tas II Desa Kalisampurno, Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jumat (1/3/2019). Hadir dalam acara ini, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah, Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina Mas'ud Khamid, dan jajaran Kementerian ESDM.

Jargas Sidoarjo dibangun dengan menggunakan dana APBN tahun 2018, pasokan gas berasal dari Lapindo Brantas Ltd sebesar 0,4 mmscfd. Jargas dibangun di 7 desa yaitu Desa Banjar Panji, Banjar Asri, Penatarsewu, Sentul, Kalisampurno, Kedensari dan Boro.

Menurut Jonan, Pemerintah memanfaatkan dana APBN untuk pembangunan jargas bagi rumah sederhana, rusun sederhana dan daerah-daerah yang telah tersedia pasokan gasnya.


"Ini merupakan kali kelima jargas dibangun di Kabupaten Sidoarjo. Jargas pertama kali dibangun tahun 2010 sebanyak 4.061 SR. Selanjutnya 2.457 tahun 2011, tahun 2012 sebanyak 2.230 SR, tahun 2014 sebanyak 1.702 dan terakhir 2018 mencapai 7.093 SR. Total jargas yang dibangun di Kabupaten Sidoarjo sebesar 17.543 SR," kata Jonan kepada wartawan di Perumtas II Sidoarjo, Jum'at (1/3/2019).

Jonan mengatakan, selain Sidoarjo, untuk Provinsi Jawa Timur, jargas secara bertahap dibangun di Kota Surabaya, Kabupaten Mojokerto, Kota Pasuruan dan Kota Probolinggo. Hingga saat ini, total jargas yang terbangun di Jawa Timur sebanyak 65.961 SR.

"Jargas untuk rumah tangga memiliki banyak keunggulan yaitu aman, bersih, hemat serta praktis karena tersedia 24 jam. Penggunaan jaringan gas ini juga akan menekan pengeluaran karena lebih hemat. Ke depan ini pada akhirnya dapat meningkatkan daya beli masyarakat," tambah Jonan.

Untuk pembangunan jargas Sidoarjo ini, Kementerian ESDM menugaskan kepada PT Pertamina (Persero) untuk melaksanakan pembangunan, pengoperasian serta pengembangan jargas Kabupaten Sidoarjo melalu afiliasinya PT Pertamina Gas dan PT Pertagas Niaga.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, sejak dibangun pertama kali tahun 2009, total jargas yang terbangun dengan dana APBN hingga saat ini sebanyak 325.773 SR SR yang terdistribusi di 16 provinsi, 40 kabupaten/kota. Untuk tahun 2019, direncanakan akan dibangun sebanyak 78.216 SR jargas di 18 lokasi.

Pada kesempatan yang sama, Jonan secara simbolis membagikan paket konversi BBM ke LPG untuk 196 nelayan kecil tahun anggaran 2018.

Dengan menggunakan LPG sebagai bahan bakar melaut, penghematannya dapat mencapai Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per hari. Jumlah yang cukup besar bagi para nelayan kecil.

Program ini juga merupakan upaya pemerintah menyediakan energi alternatif yang dapat digunakan masyarakat, termasuk nelayan. LPG lebih ramah lingkungan karena emisi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan BBM. Konversi BBM ke LPG menjadi bentuk perlindungan lingkungan untuk generasi anak-cucu kita yang akan datang.

Paket konversi BBM ke LPG yang dibagikan terdiri dari mesin penggerak, tabung LPG 2 unit beserta isinya, konverter kit berikut aksesorisnya (reducer, regulator, mixer,dll) serta as panjang dan baling-baling.

Tahun 2016, Pemerintah telah membagikan 5.473 paket konkit di 10 kabupaten/kota. Tahun 2017 sebanyak 17.081 paket di 28 kota/kabupaten dan pada tahun 2018, dilaksanakan pembagian sebanyak 25.000 unit paket perdana konverter kit di 53 kabupaten/kota.

"Mensukseskan program konversi BBM ke LPG bukan hanya menjadi tugas Pemerintah saja. Konversi Ini membutuhkan partisipasi dan kerja sama semua pihak. Mulai dari penyediaan alokasi gas bumi, penjaminan ketersediaan dan pengoperasian infrastruktur untuk penyediaan dan pendistribusian LPG, serta penjaminan ketersediaan LPG bagi para nelayan kecil," jelas Jonan.

Sementara itu di tempat yang Lilis Suryani (33) warga Perumtas II Blok O. 7 nomor 33 mengatakan, sampai saat ini gas mengalir baru beberapa warga yang lainnya hanya instalasi pipa, tinggal tersambung di kompor. Sampai saat ini warga belum mendapatkan sosialisasi terkait cara menyalakan kompor yang aman.

"Dengan penyambungan jargas ini masyarakat sangat di untungkan, karrna tidak akan kawatir kehabisan. Dan tidak ribet mengangkat tabung gas, bila kehabisan," kata Lilis.

Hal yang sama disampaikan oleh Jumaiyah (44) warga perumtas II blok P nomor 3 mengaku bahwa dengan adanya sambung jargas ini lebih efisien karema tidak perlu angkat-angkat tabung gas. Selain itu juga lebih ngirit.

"Lebih irit, dan penggunaan sangat praktis. Serta tidak takut habis, bila ada apa-apa bisa dimatikan dengan valvenya di tutup," tandas Jumaiyah. (zlf/zlf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT