Menurut Darmin hal itu dikarenakan Indonesia tak terpikir untuk membangun infrastuktur. Sebab, kala itu Indonesia masih memiliki bahkan surplus produksi minyak.
Selain itu, ada pula pihak-pihak yang berkeinginan agar Indonesia menjadi importir minyak.
"Yang menarik pada saat kita sedang surplus minyak kita tidak membangun kilang dan industri petrokimia. Kenapa kita tidak bangun? Karena ada pihak-pihak yang berkepentingan agar impor minyak terus," ungkap dia dalam rakernas kemendag di Hotel Sangri-La, Jakarta, Selasa (12/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun 2005 sampai 2007 minyak kita defisit, baru kita sibuk bangun petrokimia. Itu yang diundang terbatas yang punya minyak, Rusia di Tuban, Arab Saudi di Cilacap," ungkap dia.
Selain itu, ia juga menyoroti terkait produksi batu bara yang saat ini masih suplus agar belajar dari pengalaman. Dengan itu, ia berharap agar infrastruktur dan industri batu bara dapat terbangun.
"Mudah-mudahan kita nggak abis dulu batu bara baru sibuk bangun industri petrokimia dari batu bara," tutup dia. (dna/dna)