Merespons hal tersebut, Direktur Jenderal Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot mengatakan, saat ini tengah menjalin kerja sama lintas instansi untuk menyusun satu data.
"Itu perbedaan data, kita sedang kerja sama BPS, Bea Cukai dan (Kementerian) Perdagangan akan membuat satu data," kata Bambang Gatot singkat di Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, Senin (1/4/2019).
Baca juga: BPK Temukan Beda Data Ekspor-Impor Minerba |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu dengan China, untuk periode yang sama, Indonesia ekspor 80,8 juta ton. Sementara, jumlah yang diterima di China sebesar 72,9 juta ton. Ada selisih sebanyak 7,9 juta ton.
Lalu, Indonesia mengekspor sebanyak 62,1 juta ton ke Korea Selatan. Jumlah yang diterima di Korea Selatan sebanyak 78,7 juta ton.
Kemudian, di Jepang ada beda selisih 7,8 juta, di mana Indonesia mengekspor 53,1 juta ton sementara yang diterima 60,9 juta ton.
"Ini bukan persoalan Kementerian ESDM, ini persoalan kita semua. Mungkin saya juga harus berkoordinasi temen-temen Kementerian Keuangan, Bea Cukai dan lain sebagainya," kata Rizal.












































