Mengutip CNBC, (2/4/2019), diketahui Saudi Aramco menghasilkan US$ 111 miliar atau setara dengan Rp 1.554 triliun (pada kurs Rp 14.000/US$).
Dengan catatan itu, Saudi Aramco berhasil menggeser Apple dari posisi puncak dengan penghasilan sebesar US$ 59,53 miliar atau Rp 833,42 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Apple, Saudi Aramco juga berhasil mengungguli lima perusahaan besar dunia lainnya, seperti J.P. Morgan Chase, Google-Parent Alphabet, Facebook, dan Exxon Mobile jika digabungkan. Menurut FactSet, kelima perusahaan tersebut menghasilkan US$ 106 miliar pada tahun 2018.
Meski penghasilan Aramco terbilang luar biasa, sayangnya perusahaan ini tidak mendapat peringkat investasi yang tinggi dari Moody's karena keterlibatan Aramco yang sangat besar atas ekonomi negara.
Sebagian besar pendapatan Aramco digunakan pemerintah untuk membiayai pengeluaran negara yang terus meningkat. Hal tersebut dapat menyebabkan kemunduran bagi Aramco.
Moody's menerbitkan peringkat A1 terhadap Aramco. Padahal perusahaan-perusahaan seperti Chevron dan Exxon Mobile mendapat peringkat Aa2 dan Aaa, lebih tinggi daripada peringkat Aramco.
"Keterkaitan kredit Aramco dengan pemerintah Arab Saudi (Stabil A1: A1 batas tinggi kurs mata uang asing) cukup signifikan, dan menghasilkan keputusan dari kami untuk membatasi peringkat Aramco dengan pemerintah," jelas Rehan Akbar, Senior Credit Officer Moody's dalam sebuah catatan.
"Meskipun ada rekam jejak yang jelas yang dijalankan Aramco sebagai perusahaan independen secara komersil, anggaran pemerintah sangat bergantung pada kontribusi Aramco dalam bentuk royalti, pajak, dan dividen," tambah Akbar.