Nasir mengatakan, dalam temuannya ada satu desa dengan 17 pangkalan, tapi kesulitan mencari Elpiji 3 kg.
"Saya dapat 1 desa 17 pangkalan tapi masih langka Elpiji 3 kg," ujar politikus Partai Demokrat itu di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Selasa (14/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun mempertanyakan hal tersebut pada pihak Pertamina. Bahkan, pertanyaan itu juga ditujukan pada General Manager (GM) Marketing Operation Region (MOR) yang turut serta dalam rapat.
"Apa yang anda kerjakan?"ujar Nasir.
"Yang saya tanya kelangkaan Elpiji ke mana, satu desa 17 pangkalan tapi belum cukup, kemana itu?" tambahnya.
"Ini memang pekerjaan cukup panjang," kata seorang GM MOR.
"Ngapain kaya gini jadi GM. Jadi Anda ngapain kalau jadi kelangkaan. Apa yang Anda lakukan sebagai GM. Apa?"potong Nasir.
Nasir mengatakan, kelangkaan Elpiji membuat harganya meroket. Dia bilang, harga Elpiji 3 kg bahkan mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu. Ironisnya, lanjut Nasir, ada sebuah perusahaan memiliki banyak agen.
"Ada satu perusahaan, 7 agennya. Sementara mau ngurus 1 agen 1-2 tahun nggak keluar-keluar. PT Tirta," ujarnya.
Pada kesempatan, Anggota Komisi VII Fraksi Gerindra Ramson Siagian berharap agar ada pergantian direksi. Sebab, hal seperti itu saja tak bisa diatasi.
"Kita putuskan rapat, Direktur Ritel supaya diganti, itu aja nggak bisa dikelola masa itu aja nggak bisa dijawab," ujarnya.
"Jadi langsung keputusan rapat hari ini, merekomendsikankan Direktur Ritel diganti, jangan dimundur-mundur. Keputusan rapat ketua, saya usulkan nanti," paparnya.
Tonton video terbaru Topreneur, inspirasi bisnis kerajinan tangan beromzet Rp 30 juta/ bulan berikut ini: