Jakarta -
Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menekan impor. Salah satunya, dengan mendorong pemanfaatan bahan bakar dengan campuran minyak sawit.
Program bahan bakar campuran yang telah berjalan ialah biodiesel 20% atau dikenal B20. Sejak 1 September 2018 lalu, B20 diperluas tidak hanya untuk public service obligation (PSO) tapi juga non PSO.
Pemerintah berniat untuk mendorong pemanfaatan minyak sawit tersebut. Hari ini, Kamis (13/6/2019), pemerintah akan melakukan uji coba B30.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak berita selengkapnya dirangkum
detikFinance:
Uji coba B30 akan berlangsung di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hari ini, Kamis (13/6/2019).
"Besok (Kamis) kita mau launching B30, top nggak? Top. Di sini (Kementerian ESDM)," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Djoko Siswanto di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu kemarin (12/6/2019).
Djoko mengatakan langkah ini merupakan bagian upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Menurutnya, uji coba akan dilakukan terus-menerus hingga benar-benar siap diterapkan.
"Ya ini kan kita uji coba terus, launching resminya kan besok," ujarnya.
Dia berharap, B30 bisa diterapkan pada tahun depan atau 2020.
"Iya (uji coba), tapi sudah kita launching artinya pemerintah dukung kan. Mudah-mudahan tahun depan bisa diterapkan langsung. Uji coba terus, sampai Januari kita mulai," ujarnya.
Sebelumnya, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menyatakan, pemanfaatan B30 diharapkan bisa memangkas impor bahan bakar minyak (BBM) hingga 55 juta barel. Angka tersebut setara dengan volume B30 yang akan diujicobakan yakni 9 juta kiloliter (KL).
Artinya, B30 akan menggantikan pemakaian BBM impor sebesar 55 juta barel. Hal ini seperti yang ditanyakan oleh awak media terkait angka penghematan impor BBM.
"Ini kebutuhannya (kebutuhan B30) 9,6 juta hingga 10 juta KL, kita bulatkan ke 9 juta KL. Kalau dibawa ke barel bisa 55 juta barel lho produksi biodiesel Indonesia yang bisa diserap atau setara dengan 70 hari kerja Pertamina," ungkap Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan di Kantor Aprobi, Kuningan, Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Paulus melanjutkan, saat ini kapasitas produksi biodiesel dalam negeri hanya sebesar 12 juta ton. Bila B30 dijalankan maka produksi dalam negeri hanya akan tersisa sedikit.
Untuk mengatasi tersebut, sebanyak tiga perusahaan produsen biodiesel mengaku akan menambah kapasitas produksi masing-masing sebesar 300 ribu KL. Sehingga total tambahan sebanyak 900 ribu KL.
"Nah, kapasitas kita kan 12 juta KL, tinggal sedikit sekali. Antisipasi dari teman-teman ada beberapa perusahaan yang ingin tambah kapasitas ada perusahaan baru yang terjun di biodiesel. Satu perusahaan baru dan dua ekspansi masing-masing 900 ribu KL" tutup dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman