Sudah sampai mana realisasi program tersebut?
Sejak dijalankan pada tahun 2015 lalu, per 15 Juni 2019 tercatat sudah ada 3.617 MW atau 10% dari total program 35.000 MW yang beroperasi atau mencapai tahap commercial operation date (COD). Sekitar 10% proyek yang telah operasi atau COD tersebut sebagian besar terdiri dari PLTG/MG, PLTM dan EBT Skala kecil (PLTS, PLTBn, PLTBm, PLTBg).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Capaian lainnya dari program 35.000 MW adalah tahap konstruksi mencapai 20.119 MW (57%). Proyek yang masih tahap konstruksi terdiri dari PLTGU, PLTU, PLTP dan PLTA di mana persiapan proyek dan proses konstruksi pembangkit jenis tersebut membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.
Proyek yang sudah masuk kontrak atau Purchasing Power Agreement (PPA) sebesar 9.515 MW (27%). Dengan demikian proyek yang belum kontrak/PPA tersisa 2.187 MW (6,17%).
Proyek pembangkit yang telah kontrak/PPA, saat ini dalam proses pemenuhan persyaratan pendanaan agar tercapai financial closing/effective date. Untuk mencapainya harus menyelesaikan antara lain pembebasan lahan dan izin lingkungan (Amdal/UKL/UPL).
Lalu yang masih dalam pengadaan sebesar 1.453 MW (4%), dan tahap perencanaan sebesar 734 MW (2%). Untuk 1.453 MW tersebut ditargetkan tuntas proses pengadaannya paling lama tahun ini.
Dari sisi pembangunan transmisi, hingga 15 Juni 2019 jaringan transmisi yang telah dibangun mencapai 16,500an kms. Sedangkan untuk gardu induk per 15 Juni 2019 tercatat ada 61.223 MVA yang sudah dibangun. Ketersediaan transmisi dan gardu induk yang memadai membuat pemerintah optimistis pengoperasian pembangkit untuk menggenjot target rasio elektrifikasi bisa tercapai.
"Ini agak optimistis bahwa keselarasan antara penyelesaian pembangunan pembangkit dan ketersediaan penunjang, relatif bisa dijaga," kata Rida.
(eds/ara)