Berdasarkan laporan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati ke Jonan, impor migas oleh Pertamina turun. Laporan itu disampaikan Jonan dalam keterangan yang diterima detikFinance, Senin (8/7/2019).
Berdasarkan realisasi impor Januari-Mei 2019 dibanding periode yang sama 2018 (year on year/tahunan) total impor crude, product, dan LPG 2019 mengalami penurunan 24%. Pada tahun 2019 nilai impor US$ 7,3 miliar. Sementara, di tahun sebelumnya US$ 9,6 miliar.
Lebih rinci, untuk impor crude pada 2019 US$ 2,2 miliar. Sementara tahun sebelumnya US$ 4,3 miliar. Penurunan yang terjadi sebanyak 49%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, LPG mengalami kenaikan. Tahun 2018 impornya tercatat US$ 1,1 miliar dan di tahun 2019 tercatat US$ 1,2 miliar atau naik 7%.
"Total overall crude, product, LPG turun 24%," kata Nicke.
Penurunan ini terjadi karena beberapa sebab di antaranya optimalisasi produksi kilang, pengelolaan distribusi yang lebih efektif, dan digitalisasi 1.100 SPBU.
"Demikian laporan kami. Terimakasih atas support-nya," demikian laporan Nicke kepada Jonan.
Sebagai informasi, Presiden Jokowi menyinggung tingginya impor migas (minyak dan gas). Jokowi menegur Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno terkait hal ini.
Dalam sidang kabinet paripurna, Jokowi awalnya menyinggung menurunnya ekspor secara year of year sebesar 8,6% dan impor turun sebesar 9,2%. (kil/ang)
Simak Video "Bahlil Beberkan Cara Indonesia Tekan Impor Migas"
[Gambas:Video 20detik]