Selama ini, pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela diputuskan dengan skema kilang darat oleh Presiden Jokowi pada 2016. Namun, hal tersebut tidak berjalan mulus eksekusinya, dan baru pada pertemuan 16 Mei 2019 di Jepang, berhasil disepakati kerangka final Plan of Development (PoD) Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku.
Hanya saja, apakah pembangunan Blok Masela masih tetap di darat (onshore) atau malah di laut (offshore)?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Combine, menurut saya. It's better to see combine, agar tidak terjadi dispute antara dulu floating LNG, sekarang onshore," kata Dwi di Komplek Istana, Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Dwi menjelaskan, pengembangan Blok Masela untuk proses pemisahan antara gas dengan minyak akan dilakukan di atas laut alias offshore. Kemudian pipa yang gasnya akan dikirim ke onshore.
"Jadi di onshore akan ada LNG plant, dan gas pipa. Jadi tidak seluruhnya di onshore, tapi ada offshore-nya juga," ujar dia.
Dengan begitu, kata Dwi, fasilitas offshore tetap ada seperti kapal besar di tengah laut yang memisahkan antara produksi gas dan minyak.
Dapat diketahui, sebelum PoD Blok Masela dilaporkan kepada Jokowi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan kembali bertemu dengan CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda di Tokyo, Senin (27/5).
Sejumlah poin strategis berhasil disepakati, yang memungkinkan lapangan gas raksasa ini bisa segera dikembangkan.
Jonan tiba di Tokyo dari lawatan sebelumnya ke Houston, Amerika Serikat (AS). Pertemuan ini merupakan pertemuan lanjutan dari pertemuan Jonan dengan Ueda pada 16 Mei di Tokyo.
Pada pertemuan 16 Mei, berhasil disepakati kerangka final Plan of Development (PoD) Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku. Pertemuan hari ini membahas negosiasi detail dari kerangka tersebut, sehingga perjanjian antara pemerintah Indonesia dan Inpex Corporation Jepang bisa segera ditandatangani.
Dalam pertemuan kali ini, Jonan didampingi Duta Besar RI untuk Jepang Arifin Tasrif, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Wakil Kepala SKK Migas Sukandar, dan Deputi Perencanaan SKK Migas Jafee Suardin. Nilai investasi pengembangan Blok Masela akan mencapai sekitar US$ 20 miliar. Kedua pihak berhasil mencapai win-win solution dengan skema bagi hasil, dimana pemerintah sekurangnya mendapat bagian 50%.
(hek/eds)