"Jadi semua akan dikasih, dibayar kompensasinya oleh mereka (Pertamina)," kata Luhut di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/7/2019).
Luhut mengaku, telah mendapat laporan dari Pertamina mengenai penanganan tumpahan minyak. Apalagi, Pertamina bekerja sama dengan perusahaan Amerika Serikat (AS) Boots and Coots untuk mengatasi persoalan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertamina dalam keterangannya juga menyampaikan bahwa pihaknya terus mengintensifkan penanganan operasi pasca peristiwa oil spill di sekitar anjungan lepas pantai YY PHE ONWJ dengan memasang lima unit Giant Octopus Skimmer dan membentang 5 x 400 meter Static Oil Boom di sekitar anjungan YY di wilayah Karawang Jawa Barat.
Strategi ini menjadi andalan dan dinilai terbukti efektif untuk saat ini. Static Oil Boom mampu menahan penyebaran sedangkan Giant Octopus Skimmer digunakan untuk mengangkat oil spill yang tertampung di Static Oil Boom tersebut.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan bahwa Static Oil Boom ditempatkan di sekitar anjungan YY yang diindikasikan terdapat sumber utama keluarnya minyak mentah sehingga dapat mengisolasi minyak tersebut agar tidak melebar kemana-mana di lautan.
"Pertamina juga menurunkan 5 Giant Octopus Skimmer yang dapat menyedot oil spill dengan kecepatan tinggi," ujarnya.
Alat ini dinilai mampu mengangkat minyak dengan kecepatan sekitar 250 ribu liter per jam. Selanjutnya oil spill dipompa ke kapal-kapal untuk penampungan sementara.
"Pertamina terus berupaya maksimal menangani tumpahan minyak dengan menerjunkan berbagai peralatan dan metode sesuai standar di industri migas," imbuh Fajriyah.
(hek/ara)