Rencana Potong Gaji Pegawai PLN, Dahlan Iskan Bicara Pohon Sengon

Round-Up 5 Berita Terpopuler

Rencana Potong Gaji Pegawai PLN, Dahlan Iskan Bicara Pohon Sengon

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 07 Agu 2019 21:00 WIB
Rencana Potong Gaji Pegawai PLN, Dahlan Iskan Bicara Pohon Sengon
Pegawai PLN/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta - Berita terpopuler detikFinance Rabu (7/8/2019) adalah tentang rencana PLN memangkas gaji pegawai sebagai imbas dari ganti rugi pelanggan korban listrik padam massal. Rencana ini disampaikan Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Djoko Raharjo Abumanan mengatakan, kompensasi yang dibayarkan PLN akan berpengaruh pada keuangan PLN. Untuk mengatasi hal tersebut, manajemen berencana mengurangi gaji pegawai.

"(Keuangan minus dong?) Iya, makanya harus hemat lagi nanti, gaji pegawai kurangi," kata Djoko di DPR Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Selain soal gaji pegawai PLN, berita terpopuler lainnya adalah pernyataan Dahlan Iskan soal pohon Sengon perlu dimonumenkan. Pernyataan ini disampai Dahlan dalam catatan pribadinya, disway.id.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui Dahlan Iskan adalah mantan Dirut PLN dan mantan Menteri BUMN di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mau tahu informasi selengkapnya? Baca 5 berita detikFinance berikut ini:
Gaji Pegawai PLN Jadi 'Korban' Pemadaman Listrik Massal

Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Djoko Raharjo Abumanan mengatakan, kompensasi yang dibayarkan PLN akan berpengaruh pada keuangan PLN. Untuk mengatasi hal tersebut, manajemen berencana mengurangi gaji pegawai.

"(Keuangan minus dong?) Iya, makanya harus hemat lagi nanti, gaji pegawai kurangi," katanya di DPR Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Dia menjelaskan, terdapat beberapa jenis penghasilan pegawai dalam PLN. Salah satunya ialah penghasilan berdasarkan prestasi. Penghasilan ini yang bakal dikurangi.

"Di PLN itu kalau kerjanya enggak bagus potong gaji. Namanya nggak potong gaji, P2 diperhitungkan. PLN ada 3 (komponen penghasilan), P1 itu gaji dasar, P2 ini kalau prestasi dikasih kalau enggak, enggak. Kaya gini (kejadian pemadaman masal) nih kemungkinan kena semua pegawai," paparnya.

Namun, Djoko bilang nilainya masih diperhitungkan. "Ya nanti lah liat IKS, insentif kesejahteraan," ujarnya.

Listrik Padam Massal, Dahlan Iskan: Pohon Sengon Perlu Dimonumenkan

Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan memberi catatan yang menggelitik terkait listrik padam massal yang terjadi di Jakarta, sebagian Jawa Barat, dan Banten pada Minggu lalu. Catatan itu ia tulis dalam laman pribadinya di disway.id.

Dikutip detikFinance, Rabu (7/8/2019), Dahlan menyinggung masalah pohon sengon yang dituding sebagai penyebab matinya listrik secara massal.

"Pohon sengonnya ada di Desa Malon. Nun jauh di Gunung Pati, 28 km selatan Semarang. Mati listriknya sampai Jakarta," kata Dahlan.

Menurut Dahlan, pohon sengon itu harus diabadikan dalam bentuk foto dan dijadikan monumen. Sehingga, bisa jadi pelajaran untuk generasi selanjutnya.

"Maka pohon sengon itu perlu diabadikan. Fotonya. Untuk dipasang di seluruh kantor PLN. Sebagai monumen. Yang harus diajarkan turun-temurun. Dari satu generasi ke generasi berikutnya," ujarnya.

Apalagi, kata Dahlan, pohon itu mahal harganya. Pohon sengon membuat jutaan orang menderita. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai marah karena masalah ini.

"Bahkan PLN sendiri sampai harus mengeluarkan ganti rugi kepada konsumen. Nilainya sampai Rp 1 triliun," ujar Dahlan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih galau menentukan provinsi apa yang akan menjadi lokasi ibu kota baru Indonesia. Padahal, dirinya sudah menegaskan Pulau Kalimantan sebagai pusat pemerintahan nantinya.

Jokowi justru meminta Kementerian PPN/Bappenas dan PUPR menyempurnakan kajian pemindahan ibu kota dari seluruh aspek terhadap tiga provinsi di Pulau Kalimantan, yakni Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Timur (Kaltim), dan Kalimantan Selatan (Kalsel).

Mantan Wali Kota Solo ini ingin pemindahan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke luar Pulau Jawa mampu mewujudkan visi dan misi Indonesia selama puluhan hingga ratusan tahun ke depan.

Lantas, kapan Jokowi menetapkan satu provinsi sebagai lokasi ibu kota negara dan sebagai pusat pemerintahan yang baru? Simak selengkapnya di sini: Jokowi Galau Pindahkan Ibu Kota: Kalteng, Kaltim, atau Kalsel?

Pohon Sengon Dituding Penyebab Mati Listrik Massal, Ini Kata Bos PLN

Plt Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahayani memberi tanggapan terkait isu pohon sengon yang disebut-sebut sebagai penyebab utama listrik padam massal pada hari Minggu lalu. Dia mengatakan, penyebab padamnya listrik sangat kompleks, bukan cuma karena sebab tunggal.

"Kompleks, sistem Jawa, Bali itu sangat kompleks rekan-rekan perlu pahami, ada 250 pembangkit, 500 gardu induk, 5.000 km sirkuit transmisi 500 kV dan 7.000 km transmisi 150 kV. Kalau persoalan pemadaman kemarin yang meliputi 3 wilayah tadi bukan penyebab tunggal," katanya di DPR Jakarta, Selasa sore (6/8/2019).

"Jadi mohon izin berikan kami waktu untuk melakukan investigasi untuk melakukan assessment menyeluruh," tambahnya.

Dia mengatakan, PLN sedang melakukan investigasi untuk mencari penyebab listrik padam. Dia tak bisa memastikan kapan investigasi ini rampung.

"Namanya investigasi mau cepat tergantung hasilnya, cepat dapatnya sedikit. Kita mohon waktu kompleksitas tadi kami sangat komprehensif memastikan penyebabnya dan langkah ke depan. Karena kita tidak bisa berhenti penyebab saja, kita akan bicara improvement ini sistem kelistrikan Jawa Bali gimana. Kami juga akan melibatkan pakar-pakar yang ahli dalam kesisteman tenaga listrik," tutupnya.

Dahlan Iskan: Ke Mana 'Kopassus' PLN saat Listrik Padam Massal?

Penanganan listrik padam massal yang lama menjadi pertanyaan Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Sebab, hal itu berkaitan dengan manajemen PT PLN (Persero).
Dalam laman pribadinya di disway.id, Dahlan mempertanyakan keberadaan P2B, departemen khusus yang dibentuk untuk menangani sistem listrik di Jawa.

"Ada pertanyaan kecil: ke mana pasukan 'Kopassus'-nya P2B? Yang dibentuk dulu itu? Yang bisa memelihara SUTET tanpa harus mematikan sistem itu?" kata Dahlan seperti dikutip detikFinance, Rabu (7/8/2019).

"Dibubarkan? Tidak diteruskan? Tidak cukup? Tidak dikembangkan? Tidak ada anggaran?" tambahnya.

Dahlan mengingat, peresmian pasukan itu dilakukan besar-besaran di Monas. Dalam demonya, pasukan itu memelihara SUTET tanpa mematikannya.

Hal tersebut berisiko karena hanya bisa dilakukan oleh orang berketerampilan khusus. Maka dari itu, Dahlan menyebut sebagai Kopassus PLN seperti halnya pasukan khusus di militer.

"Memang sangat berisiko. Peralatannya khusus. Bajunya khusus. Kepandaiannya khusus. Karena itu kita juluki 'Kopassus'-nya PLN," ujarnya.

Dahlan mengatakan, P2B berisi orang-orang istimewa. Dia menyebut sebagai ahli-ahli listrik.

Memang, ia sempat dikritik karena dianggap memberikan keistimewaan. Tapi, ia tak peduli.

"Saya menyebutnya 'otak'-nya listrik. Lembaga itulah yang mengatur seluruh sistem di Jawa. Kadang saya dikritik. Terlalu mengistimewakan P2B. Saya tidak peduli. Saya sudah biasa mengistimewakan redaksi. Dalam seluruh organisasi surat kabar," ujarnya.


Hide Ads