TransJakarta sendiri menjadi salah satu penyedia transportasi umum dengan tenaga listrik. Dua bus listrik pabrikan BYD, sudah diujicobakan berjalan di beberapa tempat wisata.
Agung bercerita pasokan listrik di Jakarta pada malam hari berlebihan jumlahnya. Pasalnya, aktivitas bisnis dan industri yang membutuhkan pasokan energi yang besar tidak berjalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia meminta di tengah kelebihan pasokan tersebut biarkan bus-bus listriknya yang menyerap, pasalnya bus listrik TransJakarta melakukan isi daya di malam hari. Dia meminta tarif listrik hanya seharga biaya produksi yang menurutnya cuma Rp 700/kwh.
"Pembangkit tetap berproduksi tapi nggak terserap, biarkan lah kami bus-bus kami yang serap listrik. Dengan biaya rendah kalau perlu per biaya produksi aja pak, 700 perak per kwh," kata Agung.
Kata Agung hal tersebut bisa menurunkan biaya operasional. Kalau biaya tersebut turun, tarif bus pun bisa murah.
Dengan 700 perak akan jadi berkah buat bus kami yang muter-muter Jakarta di besok hari. Dengan gitu biaya operasional turun, kalau mau tarif pun jadi murah.
(dna/dna)