Mereka sebelumnya merupakan pengguna tabung LPG subsidi 3 kilogram (kg). Namun, mereka berhasil diedukasi untuk beralih memakai bahan bakar LPG non subsidi Bright Gas 5,5 kg.
"Saya biasanya pakai tabung melon 3 kg yang subsidi. Tapi dengan program trade-in tabung Bright Gas ini, tentu saya senang sekali," ujar Suyanto (31), salah satu pengisi kios Pujasera, Mbok Tumbu dikutip dari keterangan resmi Pertamina, Kamis (19/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan memakai LPG 5,5 kg ini, harapannya bisa lebih mudah tidak perlu sering ganti tabung. Kayaknya juga lebih irit pakai yang 5,5 kg," tambahnya.
General Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III Tengku Fernanda menjelaskan perseroan senantiasa melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemakaian LPG sesuai dengan peruntukannya.
Seperti diketahui, LPG Subsidi 3 kg merupakan subsidi dari Pemerintah, sehingga peruntukannya diatur dalam Peraturan Menteri ESDM yakni untuk rakyat miskin dan pengusaha mikro.
Sementara itu, untuk memudahkan masyarakat, Pertamina menyediakan berbagai produk LPG non subsidi 5,5 kg, 12 kg, dan 50 kg yang dapat digunakan sesuai kebutuhan masyarakat umum.
"Berbagai program kami lakukan untuk dapat mempermudah mendapatkan Bright Gas, LPG non subsidi. Salah satunya dengan membentuk Special Outlet Bright Gas yang dapat melayani layanan antar sampai pemasangan tabung di rumah konsumen, serta layanan istimewa lainnya," jelas Fernanda.
Saat ini terdapat 25 Special Outlet Bright Gas di Bogor dan Depok yang dapat menambah kehandalan Home Delivery dari 42 Agen LPG Non PSO di Bogor dan Depok. Fernanda menambahkan, pihaknya juga rutin berkeliling ke masyarakat luas dan usaha kuliner. Hal ini dilakukan sebagai langkah sosialisasi mengenai kehandalan Bright Gas.
"Kami mengapresiasi keinginan pengusaha kuliner untuk beralih ke LPG Non Subsidi. Karena itu, selain trade-in gratis, kami juga memberi pinjaman tabung Bright Gas tambahan untuk keamanan stok LPG serta gratis isi ulang perdana," tambahnya.
(ujm/ara)