Pipa Pertamina di Cilacap Sempat Bocor, Ini Curhat Warga

Pipa Pertamina di Cilacap Sempat Bocor, Ini Curhat Warga

Arbi Anugrah - detikFinance
Jumat, 11 Okt 2019 20:45 WIB
1.

Pipa Pertamina di Cilacap Sempat Bocor, Ini Curhat Warga

Pipa Pertamina di Cilacap Sempat Bocor, Ini Curhat Warga
Foto: Arbi Anugrah/detikcom
Jakarta - Pipa Pertamina Cilacap-Bandung (CB -I) di Dusun Sidadadi, Desa Tarisi, Kecamatan Wanareja, Cilacap sempat bocor pada Minggu (6/10) malam. Pipa mengalami kebocoran saat proyek pengerjaan pipa CB III yang melintasi desa tersebut.

Kebocoran sendiri terjadi dari pipa CB I yang menyalurkan BBM jenis solar dari Terminal BBM (TBBM) Lomanis menuju TBBM Tasikmalaya dan TBBM Ujungberung. Akibat kebocoran tersebut, Pertamina langsung melakukan langkah-langkah penanganan.

Berdasarkan pantauan detikcom pada Jumat (11/10/2019) dilokasi kebocoran, proses pengerjaan dampak kebocoran pipa masih terus dilakukan, terlihat alat berat dan pekerja Pertamina tengah bekerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut berita selengkapnya:
Hingga saat ini beberapa warga terdampak masih mengungsi di rumah kerabat dan mushola yang berada di Grumbul Karang Jetak, Desa Tarisi. Bau solar masih tercium pada radius 100 meter dari lokasi kebocoran pipa yang berada dekat dengan rumah rumah warga. Akses menuju lokasi kebocoran juga dijaga ketat oleh petugas kepolisian dan tentara.

"Kemarin tidak boleh ngerokok di depan rumah, sekarang sudah boleh, padahal jaraknya jauh, cuma arah anginnya. Yang jaga tentara. Hari ini sudah longgar, cuma masih ada penjagaan, jalan masih ditutup. Kalau mau ke lokasi harus lewat jalan tikus tapi disana ada penjagaan lagi," kata salah satu warga setempat, Yasin kepada wartawan yang datang ke lokasi.

Menurut Yasin yang rumahnya berbatasan langsung dengan tanggul Sungai Citanduy antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, hingga saat ini mendapatkan bantuan makanan dan air bersih. Pasalnya dia belum diperbolehkan menyalakan kompor dan menggunakan air sumur yang diduga tercemar limbah akibat rembesan solar yang mengalami kebocoran.

"Waktu kejadian anginnya kenceng, Tamanan layu, biasanya pakai sumur tapi ini dikirim, droping buat masak. Antisipasi. Ini air sumur belum terdampak saya pakai untuk mandi," jelasnya.

Sementara menurut Kepala Dusun Sidadadi Nasirin sebanyak 12 sumur warga di dusun tersebut tercemar solar yang merembes akibat kebocoran pipa penyalur milik PT Pertamina. Rembesan juga merusak sekitar 5 hektare lahan warga sekitar.

"Dari dua belas sumur warga yang tercemar, sebanyak enam sumur tercemar parah dan enam lainnya tercemar masih di ambang wajar. Tapi meski wajar, air sudah tidak bisa dipakai untuk keperluan sehari-hari," ujarnya.

Dia mengatakan jika pada radius 200 meter dari lokasi bocornya pipa solar merupakan areal steril. Warga dilarang masuk dan hanya terdapat petugas Pertamina. Namun, pada radius 1 kilometer, aktivitas warga pun dibatasi, antara lain tidak boleh memasak atau menyalakan kompor, sehingga puluhan orang mengungsi ke tempat saudara atau tetangga.

Sejumlah tanaman yang rusak antara lain tanaman buah seperti pisang, jeruk, jambu, tanaman kayu seperti mahoni, sengon, albasia, laban.

"Tanaman layu kena minyak. Terutama pohon pisang itu sangat rawan dan sudah banyak yang roboh. Untuk pohon tanaman kayu belum roboh, tapi sudah menguning," ungkapnya.

Dampak akibat kebocoran pipa Pertamina di Dusun Sidadadi, RT 2/ RW 7, Desa Tarisi, Kecamatan Cilacap membuat puluhan warga yang dekat dengan pipa mengungsi. Warga mengungsi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan akibat kebocoran pipa.
"Ngungsi di mushola, jaraknya sekitar 1 kilometer (dari lokasi). Sudah tiga malam ini mengungsi. Jarak rumah sama lokasi bocor itu 30 meteran, masih bau solar. Tapi tadi malam sudah tidur sini, saya minta ijin sama petugas," kata salah satu warga terdampak, Darsiah (70) kepada wartawan dilokasi bocornya pipa, Jumat (11/10/2019).
Darsiah menceritakan malam saat kejadian bocornya pipa pada Minggu (6/10) malam, dirinya telah tidur dan dibangunkan oleh anaknya yang juga terbangun setelah ada petugas proyek saluran pipa Pertamina yang terkena cipratan solar yang bocor.
"Takut pas kejadian, ada Warga yang sampai nangis nangis, saya baru tidur pukul 23.00 WIB. Lalu ada bunyi, terus ada bau solar, di bangunin anak, karena ada yang minta air dan sabun karena ada pekerja yang kena cipratan wajahnya. 'Keluar Bu nanti saya yang ngurus rumah'," cerita Darsiah.
Dia menjelaskan jika pipa Pertamina yang dipasang didekat rumahnya merupakan pipa ketiga setelah sebelumnya pipa pertama dipasang pada sekitar tahun 1974, dan pipa kedua pada 1983, serta pipa ketiga pada 2019.
"Pipa ini yang ke tiga, pipa sudah ada dua, disini dipasang lagi. Dulu sejak 74, yang kedua sekitar 83, dulu saya pernah bantu gali, sekarang 2019 dipasang yang ketiga," jelasnya.
Dia mengatakan jika sumur yang terdampak akibat kena rembesan solar menjadi berwarna biru dan tidak bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Bahkan pihak Pertamina melakukan penyedotan sumur sumur warga yang terdampak.
"Air yang terdampak warnanya biru. Air tidak bisa dipakai, makan dan minum dikasih. Ada banyak yang ngungsi, takut. Sekitar 20an orang warga lebih, yang di mushola.Sumurnya masih tercemar, sekarang masih takut, sekitar 10 rumah ada, itu yang disisi bagian sini," ujarnya.
Salah satu warga lainnya, Saripah (40) yang rumahnya berada sekitar 5 meter dari lokasi bocornya pipa Pertamina mengatakan jika dirinya terpaksa mengungsi bersama suami dan dua anaknya di Mushola. Hingga kini dirinya masih takut untuk pulang kerumah.
"Sebelah pipa persis (rumah), jaraknya 5 meter aja. Malam itu saya belum tidur, Saya sudah ngarasa aneh jam 12 malam belum selesai, belum istirahat (pengerjaan proyek pipa), hampir jam 12 lalu dengar suara kayak besi jatuh, lalu bocor langsung, seburan langsung setinggi tiang listrik, orang orang pada bubar pada cari selamat, lalu saya matiin saklar listrik, saya takut banget dan lari ke sawah," ceritanya.
Dia juga mengatakan jika bau dari solar tersebut sangat menyesak didada. Dirinya baru akan pulang setelah semuanya aman.
"Baunya nyesek, tidak berani tinggal dirumah, kalau ini sudah aman saya pulang, petugas juga bilang suruh ngungsi," jelasnya.
Bahkan, sumur dirumahnya juga ikut terdampak, petugas dari Pertamina juga selalu melakukan penyedotan disumur miliknya.
"Sumur ada air, tapi sudah pendek. Sekarang sudah kena solar, yang kemarin disedot semuanya, sekarang tinggal solar aja isinya. Tadi pagi sudah disedot lagi sudah dua kali, belum berani pulang ke rumah. Ini aja istirahat di sawah, paling nengokin rumah," ucapnya

Pertamina juga sudah mengatasi kebocoran itu. Berdasarkan rilis pada Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV melalui Senior Supervisor Communication & Relations MOR IV Arya Yusa Dwicandra pada Selasa (9/10) telah berhasil menutup sumber kebocoran pada pipa CB-1 untuk mengalirkan BBM jenis solar dan premium ke TBBM Bandung Grup dan TBBM Tasikmalaya.

"Pukul 23.00 WIB (8/10) pemasangan Clamp sudah berhasil dilakukan. Pukul 24.00 (09/10) wib dilakukan uji coba dan tidak ada rembesan atau bocoran. Pukul 04.00 WIB (9/10) dini hari TBBM Lomanis sudah mulai mengalirkan dengan tekanan normal (Flowrate) sebanyak 105KL / jam ke pihak TBBM Bandung Grup dan TBBM Tasikmalaya dan sudah berhasil diterima tanpa ada kendala" ujar Arya.

"Dan sejak pukul 04.00 hingga saat ini pipa CB1 sudah mulai berfungsi, kami tidak menemukan bocoran dan rembesan, dan kondisi mulai berangsur normal" tambahnya.

Hide Ads