Ini Proyek PLTU yang Bikin Sofyan Basir Sempat Jadi Tersangka KPK

Ini Proyek PLTU yang Bikin Sofyan Basir Sempat Jadi Tersangka KPK

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 04 Nov 2019 17:01 WIB
Mantan Bos PLN Sofyan Basir divonis bebas/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Mantan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir akhirnya divonis bebas hari ini, Senin (4/11/2019). Ia sebelumnya terseret kasus berupa suap terkait proyek PLTU Riau-1.

Sofyan sendiri ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada April 2019 lalu.

"KPK menemukan bukti permulaan yang cukup dengan tersangka SFB (Sofyan Basir) diduga membantu Eni Maulani Saragih dan kawan-kawan menerima hadiah atau janji dari Johanes Budisutrisno Kotjo," ujar Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bicara mengenai PLTU Riau-1 tak bisa dilepaskan oleh perusahaan multinasional BlackGold Natural Resources Limited atau BlackGold. Dalam catatan detikcom mengutip laman BlackGold disebutkan, BlackGold bersama konsorsium menerima letter of intent (LoI) untuk perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) yang diumumkan pada awal tahun 2018 untuk proyek PLTU Riau-1.

Konsorsium tersebut terdiri dari BlackGold, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), PT PLN Batu Bara (PLN BB) dan China Huadian Engineering Co Ltd (CHEC). Konsorsium dibentuk untuk mengembangkan, membangun, mengoperasikan, dan memelihara pembangkit listrik tenaga batu bara mulut tambang dengan kapasitas 2x300 MW.

Berdasarkan LoI, konsorsium akan mulai PPA definitif dengan PLN setelah memenuhi persyaratan dalam LoI. Setelah menerima LoI, konsorsium akan membentuk perusahaan patungan untuk proyek Riau-1 guna menyelesaikan perjanjian offtake tetap jangka panjang dengan anak perusahaan BlackGold, PT Samantaka Batu Bara untuk memasok batu bara ke proyek Riau-1.


Masih dalam catatan detikcom, Sofyan Basir pernah menjelaskan nilai dari proyek tersebut sebesar US$ 900 juta. Proyek pembangkit mulut tambang tersebut digarap lewat anak usahanya bersama konsorsium.

"Memang terlihat besar proyek PLTU, bisa sampai Rp 20 triliun sampai Rp 50 triliun, kalau bangun tol bisa 1.000 km. Tapi kalian harus tahu bagaimana teknologi yang dipakai untuk membangun PLTU," sebutnya di Kantor Pusat PLN, Jakarta, 16 Juli 2018 lalu.

Proyek PLTU Riau-1 menjadi bagian dari mega proyek 35.000 MW. Bila lancar, proyek ini ditargetkan rampung dalam waktu 4-5 tahun. Proyek ini ditargetkan beroperasi atau Commercial Operation Date (COD) pada 2023.

Saat itu, dia menjelaskan proyek tersebut memang belum berjalan. Proyek tersebut baru sebatas penandatanganan LoI.



(hns/hns)

Hide Ads