Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani mengatakan bahwa penyebab penurunan realisasi anggaran subsidi energi dikarenakan beberapa indikator minyak dan gas (migas) yang turun, salah satunya harga minyak.
"Kalau dilihat pertumbuhannya mengalami penurunan karena indikator migasnya yang turun," kata Askolani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (18/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, pada tahun 2019 dianggarkan sebesar Rp 224,3 triliun untuk subsidi energi. Di mana anggaran subsidi BBM dan listrik sebesar Rp 160 triliun.
"Sampai akhir Oktober Rp 98,5 triliun atau 61,6 persen atau turun 16%," jelas dia.
Askolani mengungkapkan bahwa realisasi anggaran subsidi yang mencapai Rp 98,5 triliun terdiri dari BBM yang baru mencapai Rp 58 triliun atau 57,7 persen dari target. Sedangkan subsidi listrik sebesar Rp 40,5 triliun atau 68 persen.
Jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu, kata Askolani, realisasi per Oktober 2018 sudah mencapai Rp 117,4 triliun. Dengan begitu, realisasi penyaluran subsidi hingga Oktober 2019 mengalami penurunan 16 persen.
(hek/dna)