General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B, Rahmat Azwin mengatakan bahwa PLTU Tanjung Jati B yang merupakan salah satu pembangkit yang paling diandalkan oleh PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik sistem interkoneksi Jawa-Bali. Hingga triwulan III 2019, PLTU dengan kapasitas 4 x 710 MW ini memiliki kesiapan produksi listrik (Equivalent Availability Factor - EAF) hingga 93,6% selama setahun, naik dari tahun lalu sebesar 89,8%.
"Di samping itu, hanya 1,2% selama setahun PLTU ini tidak beroperasi (Equivalent Forced Outage Rate - EFOR). Semakin baik dari tahun lalu yang berada di angka 3,9%," ujarnya kepada wartawan, Kamis (21/11/2019).
Diungkapkannya, secara kapasitas berada di angka 10% dari kebutuhan listrik Jawa-Bali, namun secara produksi listrik PLTU Tanjung Jati B mampu berkontribusi sebesar 12%. Sehingga tidak heran PLTU Tanjung Jati B menjadi tulang punggung kelistrikan Jawa-Bali sejak pertama kali beroperasi pada tahun 2006.
Baca juga: Adaro Setor Rp 10 Triliun ke Negara di 2018 |
"Pembangkit ini paling produktif se-Indonesia, kemampuan produksi PLTU Tanjung Jati B di atas rata-rata kemampuan (pembangkit) lainnya. 12% itu setara dengan kebutuhan listrik sekitar 5 juta pelanggan rumah tangga", imbuhnya.
Keberadaan pembangkit ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat karena kontinyuitas suplai listrik, namun juga turut membantu pemerintah dalam penghematan APBN.
"Ketika pembangkit ini handal, pemerintah juga tidak terbebani oleh biaya operasional pembangkit BBM yang kita semua tahu itu disubsidi APBN," jelasnya.
Azwin juga menyampaikan PLTU Tanjung Jati B juga telah banyak meraih prestasi di level nasional maupun internasional. Di Tahun 2012, Power Magz menobatkan PLTU Tanjung Jati B sebagai 10 besar pembangkit listrik terbaik dunia. Tahun 2015, PLTU Tanjung Jati B kembali memenangi Asean Energy Awards dalam kategori pengelolaan batu bara.
"Di sisi pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, PLTU Tanjung Jati B juga telah mendapatkan pengakuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berupa Proper Hijau enam kali berturut-turut sejak tahun 2013," tandasnya.
(zlf/zlf)