Sebagaimana diketahui, FPG adalah perusahaan petrochemical yang berbasis di Taiwan dan merupakan salah satu perusahaan petrochemical terbesar di dunia.
Penandatanganan kontrak tersebut terjadi disela-sela kunjungan tim PTBA ke Taiwan pada 21 November lalu. Hal ini sejalan dengan rencana PTBA untuk meningkatkan produksi batu bara kalori tinggi pada tahun 2020 mendatang juga sebagai salah satu strategi untuk membuka pasar-pasar baru di luar pasar eksisting saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, PTBA juga terus berupaya meningkatkan penjualan melalui pasar tradisional lainnya seperti ke pasar Thailand, Laos, dan Vietnam.
Selain melakukan kunjungan ke FPG, Tim PTBA juga melakukan pertemuan dengan Taiwan Power Company (TPC) dan berkesempatan bertemu langsung dengan Deputy Ministry of Economic Affairs of ROC Taiwan, Wen-Sheng Tseng.
Dalam pertemuan tersebut diantaranya membahas mengenai dukungan supply batubara ke Taiwan, potensi partnership pengembangan proyek hilirisasi batubara, dan pengembangan renewable energy.
"Hal ini merupakan komitmen dan keseriusan PTBA untuk mengembangkan proyek hirilisasi batubara dan renewable energy selain tentunya berupaya meningkatkan kerjasama penjualan batu bara demi kinerja perusahaan yang semakin baik ke depannya, tentunya juga demi mendukung kinerja Holding Industri Pertambangan (MIND ID)" terang Arviyan Arifin yang didampingi Direktur Niaga dan Sekretaris Perusahaan PTBA dalam keterangan tertulis, Senin (25/11/2019).
Hingga September 2019 di tengah kondisi harga batubara yang belum membaik, PTBA berhasil membukukan laba sebesar Rp 3,1 Triliun. Hal ini didukung oleh peningkatan volume produksi 10% atau sebesar 21,6 juta ton dan penjualan 11% atau sebesar 20,6 juta ton, serta berhasil membukukan kenaikan pendapatan 1,4% sebesar Rp 16,3 Triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. PTBA berencana meningkatkan volume produksi dan penjualan batu bara pada tahun 2020 mendatang.
(ujm/ujm)