Taiwan dan Arab Minat Kembangkan Kilang Balongan

Taiwan dan Arab Minat Kembangkan Kilang Balongan

Mukhlis Dinillah - detikFinance
Rabu, 27 Nov 2019 14:54 WIB
Foto: Mukhlis Dinillah/detikcom
Bandung - Pertamina mendapatkan investasi dari perusahaan Taiwan dan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab untuk pengembangan di Kilang Balongan yang berada di Indramayu, Jawa Barat. Proyek itu dimulai awal 2020 dan ditargetkan beroperasi pada 2026.

Hal itu terungkap usia pertemuan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Rabu (27/11/2019). Pertemuan keduanya berlangsung satu jam.

Nicke mengatakan investasi tersebut untuk pengerjaan proyek Petrokimia yang diintegrasikan dengan Kilang Balongan. Pihaknya melakukan pengembangan dengan memperluas kapasitas kilang dan pabrik petrokimia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini proyek Petrokimia yang diintegrasikan dengan kilang yang saat ini kilangnya sudah ada eksisting. Namun kilang ini akan kita ekspansi kapasitasnya dan diintegrasikan dengan pabrik petrokimia beserta turunannya. Jadi ini akan jadi integrated refinery and petrochemical plant terbesar dan ini letaknya di Indramayu, Jabar," kata Nicke usai pertemuan.


Kilang Balongan saat ini mampu memproduksi minyak 125.000 barel per hari (bph). Dengan perluasan kapasitas, kata Nicke, Kilang Balongan bisa memproduksi hingga 350.000 bph.

"Kapasitasnya untuk refinery menjadi 350.000 barel per hari dan untuk petrochemical bisa 2,5 juta nafta," ungkap dia.

Ia mengaku sengaja bertemu Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk meminta dukungan terkait perizinan dan penempatan lokasi. Rencananya tahap konstruksi dilakukan awal tahun 2020 dan ditargetkan beroperasi 2026.

"Kami memerlukan perizinan juga penempatan lokasi. Awal operasinya tahun 2026 bertahap. Jadi nanti kebutuhan tenaga kerjanya ada untuk konstruksi dan tahap operasi. Untuk tahap konstruksi dimulai awal tahun (2020) dan untuk masa operasi dimulai 2026," ujar Nicke.


Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan nilai investasi yang masuk dari proyek Pertamina di Kilang Balongan Indramayu mencapai Rp 100 triliun. Pihaknya berkomitmen memudahkan proses investasi tersebut.

"Total yang sudah konkret (investasi) ke Jawa Barat alhamdulillah sekitar US$ 8 miliar atau mendekati Rp 100 triliun. Tugas Pemprov adalah mengamankan tata ruang dan penunjukan lokasi wilayah yang dimintai Pertamina," tutur RK.

Menurutnya keberadaan proyek tersebut akan menyerap 30 hingga 35 ribu tenaga kerja tenaga kerja yang mayoritasnya warga sekitar. Sehingga, berdampak terhadap kesejahteraan warga sekitar.

"Yang paling penting ibu Dirut sudah komit mayoritas pekerja asal Indramayu. Dan ada inovasi menunggu operasi warga Indramayu akan dilatih dulu sehingga pas hari H operasi anak-anak Indramayu sudah punya ilmu tentang industri petrochemical," ujar RK.

Diusulkan Berstatus KEK

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengusulkan Kilang Balongan berstatus KEK (kawasan ekonomi khusus).

"Kami juga mengusulkan upgrade mendapat status KEK (untuk Kilang Balongan) karena lahannya kan di atas 200 hektar," kata RK.

Menurutnya investasi untuk pengembangan Kilang Balongan ini sangat besar sehingga dibutuhkan puluhan ribu tenaga kerja untuk pengerjaan konstruksi yang rencananya dimulai tahun 2020.

"Total yang sudah konkret (investasi) ke Jawa Barat alhamdulillah sekitar US$ 8 miliar atau mendekati Rp 100 triliun. Tugas Pemprov adalah mengamankan tata ruang dan penunjukan lokasi wilayah yang dimintai Pertamina," tutur dia.


"Yang paling penting ibu Dirut sudah komit mayoritas pekerja asal Indramayu. Dan ada inovasi menunggu operasi warga Indramayu akan dilatih dulu sehingga pas hari H (2026) operasi, anak-anak Indramayu sudah punya ilmu tentang industri petrochemical," menambahkan.

Nicke berharap Kilang Balongan nantinya berstatus KEK. Dengan begitu, proyek pengembangan di lokasi tersebut bisa mendapat banyak kemudahan.

"Kami sangat berharap kemudian statusnya bisa jadi KEK karena akan mendapat beberapa kemudahan jadi kami berharap dukungan dari Pak Gubernur (Jabar)," ucap dia.

Ia menuturkan proyek yang dikerjakan Pertamina di kawasan tersebut yakin pabrik Petrokimia yang diintegrasikan dengan Kilang Balongan. Pihaknya melakukan perluasan kapasitas kilang dan pabrik petrokimia.

"Ini proyek Petrokimia yang diintegrasikan dengan kilang yang saat ini kilangnya sudah ada eksisting. Namun kilang ini akan kita ekspansi kapasitasnya dan diintegrasikan dengan pabrik petrokimia beserta turunannya. Jadi ini akan jadi integrated refinery and petrochemical plant terbesar dan ini letaknya di Indramayu, Jabar," jelas dia.


(mud/ara)

Hide Ads