Menurut Luhut, melalui metode EOR bisa mengoptimalkan dan meningkatkan minyak dari sebuah sumur. Luhut memaparkan potensi metode yang satu ini bisa mendapatkan 1,6 miliar barel minyak.
"Jadi kita identifikasi sumur-sumur yang kecil, yang EOR-nya bisa 5.000, 10.000, 20.000 barel. Itu dikumpul dan itu bisa karena masih ada 1,6 billion barel yang bisa dilakukan EOR," ungkap Luhut di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut mengatakan tanggal 25 Januari 2019 nanti, KKKS diminta melapor kembali soal sumur-sumur yang dipilih untuk dioptimalkan dengan EOR. Dia meminta data lengkap mulai dari lokasi sumurnya hingga berapa lama potensi metode EOR bisa dilakukan.
"Nanti mereka identifikasi, tanggal 25 Januari mereka nanti akan datang lagi. Lapor di mana sumurnya, berapa besar sumurnya. Berapa lama dia mau bisa melakukan EOR dan apa yang harus pemerintahan lakukan," ucap Luhut.
Luhut juga menegaskan cara ini ditempuh agar produksi alias lifting minyak nasional bisa kembali tinggi. Dia menargetkan lifting minyak bisa mencapai 1 juta barel beberapa tahun ke depan.
"Saya minta pada mereka untuk segera membuat planning, bagaimana menggunakan EOR untuk meningkatkan bisa 1 juta barel lagi produksi kita untuk berapa tahun ke depan," kata Luhut.
(hns/hns)