Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengungkapkan RU III Plaju ini akan memproduksi MFO 180 cSt sebanyak 380.000 KL per tahun atau kurang lebih 200 ribu barel per bulan dan dapat didistribusikan bagi kapal-kapal berbendera Indonesia maupun selain Indonesia yang memasuki pelabuhan di wilayah perairan Indonesia.
"Pertamina terus mengupayakan terobosan dan inovasi produk untuk mendukung program pemerintah dengan menyalurkan bahan bakar kapal sulfur rendah bagi kapal yang berlayar di perairan nasional. Dan kami memastikan produk minyak bakar ini sesuai terhadap ketentuan perairan internasional yang ditetapkan International Maritime Organization (IMO)," kata Fajriyah dalam keterangannya, Jumat (20/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain untuk memenuhi regulasi nasional dan internasional, dengan produksi MFO Sulfur rendah 180 cSt, Kilang Plaju dapat memberikan potensi peningkatan margin pada unit operasi," imbuhnya.
Lebih lanjut Fajriyah mengatakan penerapan bahan bakar MFO Sulfur rendah ini tersebut juga berdampak pada pengendalian angka impor BBM, sehingga diharapkan ikut mendukung stabilitas nilai rupiah dan menghemat devisa negara," ungkapnya.
Seperti diketahui MFO tersebut akan dilepas perdana dari Kilang Plaju sebesar 7.000 Kiloliter (KL) melalui MT Medelin Expo menuju supply point STS Balikpapan.
Melalui program ini Pertamina berupaya menjamin ketahanan stok BBM ramah lingkungan di pasaran. Saat ini produksi bahan bakar kapal MFO Sulfur rendah 180 cSt dapat dipenuhi 200 ribu barel per bulan dari Pertamina RU III Plaju dan akan dilakukan optimasi kembali untuk memproduksi hingga 300 ribu per bulan.
(prf/fdl)











































