Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan hal ini dilakukan untuk mencatat nomor polisi kendaraan yang keluar masuk SPBU. Sehingga, setiap saat bisa terpantau pergerakan dan transaksi di masing-masing SPBU.
"Setiap saat kita bisa lihat transaksi di masing-masing SPBU, berapa banyak jenisnya, apa dan berapa nomor kendaraannya," ujar Nicke di kantor BPH Migas, Jakarta Selatan, Senin (30/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 2020, Beli Bensin Tak Lagi Pakai Uang Tunai |
CCTV yang terpasang di setiap SPBU akan terhubung langsung dengan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) untuk mengetahui pemilik mobil jika ditemui kendaraan yang bukan konsumen BBM bersubsidi.
Dari target 5.518 CCTV yang akan dipasang, saat ini sudah terpasang 2.740 CCTV di setiap SPBU milik Pertamina. Dengan begitu, diharapkan penyaluran BBM bisa lebih tepat sasaran dan memastikan kuota penyaluran BBM tak jebol lagi seperti yang terjadi di 2019.
Nicke menjelaskan langkah ini merupakan bagian dari upaya digitalisasi SPBU Pertamina agar penyaluran BBM bersubsidi lebih tepat sasaran.
Sebelumnya, ia juga sempat menyampaikan bahwa langkah lain yang dilakukan terkait digitalisasi ini adalah dengan penerapan sistem pembayaran non tunai.
Nantinya, setiap SPBU akan dilengkapi dengan Electronic Data Capture (EDC) agar pembayaran bisa dilakukan secara elektronik menggunakan kartu uang elektronik atau kartu debit dan kartu pembayaran lainnya.
Selain kartu, lanjut Nike, pembayaran non tunai bisa juga dilakukan melalui aplikasi dompet digital seperti LinkAja, e-payment dan bank yang bekerjasama dengan Pertamina.
"Ada LinkAja, e-payment dan kita sudah koordinasi dengan perbankan untuk support," ungkapnya.
Selain pembayaran non-tunai, data yang terekam dalam EDC juga bisa memberi gambaran siapa konsumen yang melakukan transaksi pembelian BBM sehingga ke depannya akan lebih mudah melakukan pengawasan dan seleksi siapa saja yang bisa membeli BBM bersubsidi.
"Kita akan mendorong menggunakan cashless payment untuk di seluruh transaksi SPBU," sebutnya.
Dengan cara ini, diharapkan penyaluran BBM bisa lebih tepat sasaran dan memastikan kuota penyaluran BBM tak jebol lagi seperti yang terjadi di 2019.
(dna/dna)