Begini Cara Mafia Bikin RI Impor Minyak Terus

Begini Cara Mafia Bikin RI Impor Minyak Terus

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 31 Des 2019 15:47 WIB
Foto: Suhandi Ridho
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan ada oknum yang membuat Indonesia terus membuka keran impor minyak alias mafia migas. Di saat yang sama dirinya juga kesal karena pembangunan kilang minyak mandek bertahun-tahun.

Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi menjelaskan bahwa cara mafia migas membuat Indonesia tidak bisa lepas dari impor minyak memang dengan menghalangi pembangunan kilang. Itu berdasarkan temuan pihaknya selaku anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang pernah dibentuk Jokowi pada 2014-2015 Lalu.

"Misalnya gini, dalam pembangunan kilang misalnya itu ya. Nah ini bagi kami tim itu, itu sangat anomali ya karena bertahun-tahun seperti dikatakan Jokowi juga sudah bertahun-tahun ya tidak bisa dibangun," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (31/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mencontohkan, banyak investor yang bersedia untuk membangun kilang di Indonesia, mulai dari Saudi Aramco, Rosneft Oil Company, hingga Overseas Oil & Gas (OOG). Tapi prosesnya berjalan sangat lambat.


Dia mencurigai ada kesengajaan untuk membuat rencana investasi pembangunan kilang tersebut tak berjalan mulus. Tujuannya agar Indonesia gagal memiliki kilang minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Nah ini kan aneh ya. Maka itu menguatkan indikasi bahwa itu adalah permainan mafia migas," sebutnya.

Dari setiap impor minyak yang dilakukan Indonesia, mafia migas ini mendapatkan keuntungan. Keuntungan tersebut kemudian dialirkan ke berbagai pihak sebagai suap untuk mengamankan praktik tersebut.


"Kita juga menduga ke mana uang tadi, uang tadi mengalir ke mana-mana sehingga menyebabkan mafia migas itu sangat powerful karena uang tadi mengalir ke berbagai pihak. Persis mengamankan posisi mereka tadi sehingga dia nggak bisa ditindak karena yang menindak menerima uang juga," ujarnya.

Jokowi sebelumnya pernah mengungkapkan ada pihak-pihak yang memang tidak senang Indonesia bangun kilang. Dia pun mengingatkan agar jangan sampai aparat hukum dibajak oleh oknum tersebut guna memuluskan praktik mafia migas.

"Misalnya pembangunan kilang minyak refinery. Banyak yang nggak senang karena suka barang impor. Jadi kalau kita ingin bangun refinery larinya nanti ke petrochemical. Kita tahu banyak yang nggak senang," terangnya kala itu.


(toy/zlf)

Hide Ads