Rencana BNI 2020: Caplok Bank Sampai Global Bond

Rencana BNI 2020: Caplok Bank Sampai Global Bond

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 22 Jan 2020 22:00 WIB
Foto: dok detikcom
Jakarta -

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) akan melakukan sejumlah aksi korporasi. Mulai dari penerbitan surat utang global, penawaran umum berkelanjutan sampai membeli bank.

Direktur BNI Bob Tyasika Ananta mengungkapkan perseroan memang telah memasukkan penerbitan global bond sebesar US$ 500 juta ke dalam rencana bisnis bank (RBB) 2020.

"Memang sudah ada di RBB dan akan dilakukan tahun ini," kata Bob dalam konferensi pers di kantor BNI, Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Dia mengungkapkan hasil penerbitan utang tersebut akan digunakan untuk refinancing dan sebagian penyaluran kredit. Menurut Bob dalam menerbitkan surat utang harus dilakukan di waktu yang tepat yakni semester I 2020.

Bob juga menyebutkan BNI berencana menerbitkan obligasi melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai Rp 5 triliun tahun ini.

Sementara itu Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengungkapkan perseroan juga berencana untuk mencaplok bank kecil.

Dia mengaku sempat mendapatkan nama-nama bank yang akan diakuisisi. Namun kondisi likuiditas ketat membuat perseroan mengurungkan niat.

"Setelah perhitungan, masih belum memenuhi syarat. Kemarin yang dilihat ada 3 tapi belum cocok," jelas dia.

Menurut Herry, BNI membidik bank kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) I dan BUKU II. Yang nantinya akan difokuskan untuk bank digital.

"Kalau untuk yang kecil itu kan konsumer, jadi kita arahnya ke (bank) digital," jelasnya.

Sepanjang 2019 laba operasional sebelum pencadangan akhir 2019 sebesar Rp 28,32 triliun atau tumbuh 5% year on year.

Perolehan laba ini ditopang dari pendapatan non bunga sebesar Rp 11,36 triliun atau tumbuh 18,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 9,62 triliun.

Pertumbuhan pendapatan non bunga ini ditopang oleh pertumbuhan recurring fee sebesar 17,7% year on year. Sekitar 27,4% dari FBI (fee based income) yang terhimpun, berasal dari aktivitas bisnis internasional BNI melalui kantor BNI cabang luar negeri.



Kantor Cabang Luar Negeri Catat Kinerja Positif

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan kinerja positif untuk pertumbuhan kantor cabang luar negeri.

Direktur Keuangan BNI Ario Bimo mengungkapkan penyaluran kredit dan pelayanan digital yang menghasilkan fee based income (FBI) turut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap bisnis BNI secara keseluruhan.

"Bisnis internasional BNI menyumbangkan penyaluran kredit yang tumbuh menjadi Rp 41,65 triliun, plus setoran FBI yang menyumbangkan 27,4% dari total non interest income BNI," kata Ario.

Dia mengungkapkan bisnis internasional BNI menjadi unsur pembeda utama antara BNI dengan bank-bank yang berbasis pada pembiayaan korporat lain di Indonesia. Sebab BNI tidak hanya merupakan bank korporat yang melayani nasabah lokal, melainkan juga nasabah lokal yang menjadi pebisnis global.

Dari seluruh nasabah korporat BNI, sebanyak 15-25% diantaranya adalah para pebisnis global. Untuk itu, keberadaan kantor BNI Cabang luar negeri diperlukan untuk memenuhi kebutuhan transaksi para nasabah BNI yang bermain global. "Dengan demikian keberadaan kantor BNI cabang luar negeri adalah to follow the customer and follow the trade," ujarnya.

Menurut Ario dengan adanya kantor cabang luar negeri juga memberikan dampak positif bagi Indonesia karena memfasilitasi perolehan devisa. Kantor-kantor BNI cabang luar negeri tersebut telah mencatatkan profit, sehingga terdapat sumber devisa baru untuk Indonesia yaitu pajak.

Kapabilitas kantor BNI cabang luar negeri juga dapat menyalurkan kredit kepada para eksportir Indonesia, sehingga ada kepastian devisa yang dihasilkan dari perdagangan luar negeri tersebut.

Pertumbuhan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) aset untuk cabang luar negeri pada periode 2014-2019 mencapai 20,6% per tahun. Pada periode yang sama, kredit yang disalurkan pun tumbuh CAGR 30,7% per tahun, dan pertumbuhan CAGR FBI tercatat sebesar 8,6% per tahun.

Pada 5 tahun terakhir ini, kantor-kantor BNI cabang luar negeri mencatat pertumbuhan laba sebelum pajak (EBT) sebesar 45,5% per tahun. Kredit yang disalurkan melalui kantor BNI cabang luar negeri tumbuh 9,9% year on year (yoy) yaitu dari Rp 38,59 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp 42,39 triliun pada akhir tahun 2019.

"Terkait dengan funding, kantor-kantor BNI cabang luar negeri juga semakin mandiri karena ketergantungan pendanaan dari kantor pusat semakin menurun. Sebelum tahun 2014, 80% sumber pendanaan kantor BNI cabang luar negeri masih berasal dari kantor pusat di Jakarta. Tapi pada 2019, tinggal 40%," jelas dia.



Simak Video "Video: Berburu Tiket Murah ke Eropa di BNI Emirates Travel Fair"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads