Penyelesaian proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) lagi-lagi mundur. Megaproyek kelistrikan yang sudah digagas sejak tahun 2015 ini ditargetkan baru bisa kelar 2029.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana mengatakan per Desember 2019 realisasi pembangkit 35.000 MW baru beroperasi 6.811 MW atau 19,8%. Sampai akhir 2020, ditargetkan kapasitas yang terbangun baru bisa 15.634 MW.
Rida menjelaskan, salah satu penyebab molornya proyek ini karena realisasi pertumbuhan ekonomi saat ini lebih rendah daripada asumsi sebelumnya.
"Program 35.000 MW dulu dirancang dengan asumsi pertumbuhan ekonomi berkisar 7-8%. Pertumbuhan listrik 1,2 kali. Sementara pertumbuhan ekonomi sekarang sekitar 5%, kenyataan seperti itu. Tapi memang ada perlambatan sampai 2029. Kan prediksi awal pertumbuhan ekonomi," kata Rida di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (5/02/2020).
Namun, Rida justru menilai mundurnya megaproyek 35.000 MW ini sebagai keberuntungan. Dengan begini, PLN bisa mencari pasar baru karena permintaan dari listrik saat ini rendah.
"Malah pertumbuhan listriknya cuma 4,5%, untung saja lambat, kalau nggak babak belur," ucapnya.
Simak Video "Video: Siap-siap! Diskon Tarif Listrik 50% Bakal Ada Lagi"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)