MarkPlus Inc, perusahaan konsultan marketing serta riset, kembali menggelar survei dengan tema Energy Consumption Vs COVID-19. Dari hasil survei tersebut ditemukan adanya peningkatan jumlah konsumsi gas rumah tangga dan listrik selama adanya pandemi virus Corona di Indonesia.
Menurut Associate VP Markplus Inc Melati Ekasari peningkatan konsumsi masyarakat kepada kedua jenis energi tersebut terjadi sejak 1 bulan terakhir terutama sejak diterapkannya imbauan kerja di rumah atau work from home (WFH).
"Untuk penggunaan gas rumah tangga ada peningkatan sebesar 11,19% pada konsumsi bulanan untuk angka Rp 150 ribu ke atas per bulan. Dan untuk listrik ada peningkatan 6% untuk konsumsi listrik di atas Rp 500 ribu dan 7,5% nya ditemukan di Jakarta," ujar Melati dalam konferensi pers virtual bertajuk Surviving The COVID-19 Preparing The Post Resources, Mining and Energy Industry Perspective, Selasa (14/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar atau BBM justru mengalami penurunan cukup signifikan dari rata-rata pengeluaran Rp 500 ribu per bulan turun menjadi hanya Rp 200 ribu per bulan.
"Dari fuel itu ada penurunan kira-kira 15% dari rata-rata jumlah konsumsi bulanan untuk angka Rp 500 ribu per bulan. Kalau kita lihat lebih jauh lagi, 30% nya terjadi di angka Rp 200 ribu per bulan. Jadi banyak orang yang shifting, selama ini menghabiskan uang sebanyak Rp 500 ribu lebih per bulan, turun hingga hanya 200 ribu per bulan," tambahnya.
Baca juga: Pesanan Sayurbox Naik 5 Kali Lipat Sejak WFH |
Melihat perubahan perilaku konsumsi tersebut, bagaimana dampaknya pada konsumsi masyarakat setelah berakhirnya COVID-19?
Melati menyampaikan bahwa mayoritas masyarakat cenderung akan kembali kepada kebiasaan konsumsinya sebelum terjadi COVID-19. Namun, tak menutup kemungkinan ada saja masyarakat yang mengikuti kebiasaan selama COVID-19 berlangsung.
"Memang rata-rata sebagian besar masyarakat akan kembali ke behaviour normalnya sebelum COVID-19 tapi ada beberapa mungkin sebagian besar juga akan mulai menyesuaikan terhadap new normal. Serta akan ada jenis-jenis konsumsi baru yang mereka lakukan terhadap energi di kemudian hari setelah COVID-19 ini," tambahnya.
Untuk penggunaan BBM, disimpulkan bahwa mayoritasnya akan kembali pada kebiasaan konsumsi sebelum COVID-19 sebab aktivitas transportasi otomatis akan meningkat pesat.
"91,79% pengguna untuk future consumption ini mereka akan kembali ke habit normal karena mungkin setelah COVID-19 selesai, WFH tidak akan terlaksanakan lagi mereka akan tetap commute seperti biasa," paparnya.
Demikian pula untuk penggunaan gas rumah tangga dan listrik. Rata-rata masyarakat akan kembali pada kebiasaan normalnya setelah COVID-19 berlalu.
"Untuk household gas 85,82% mengatakan bahwa mereka akan kembali lagi ke seperti biasa mungkin karena selama ini mereka sudah terbiasa masak di rumah, nanti setelah COVID-19 mereka akan mengurangi kembali penggunaan gas rumah tangga tersebut. Penggunaan listrik, 82,84% mengatakan mereka akan kembali, kalau dilihat dari hasilnya kita bandingkan memang penggunaan listrik ini yang agak lebih susah. Dan untuk youth di bawah 25 tahun justru mereka untuk penggunaan gas nya hanya 77% yang menyatakan akan kembali seperti semula dan listriknya 66%, karena mungkin sudah terbentuk habit-nya untuk mempergunakan gas dan listrik seperti sekarang," tuturnya.
(eds/eds)