Beberapa proyek strategis nasional (PSN) di sektor migas diproyeksi mundur. Proyek yang bakal mundur yakni Tangguh Train-2 dan Jambaran Tiung Biru.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, Tangguh Train-3 ditargetkan produksi atau onstream pada kuartal III-2021. Kemungkinan, proyek ini baru operasi kuartal IV-2021.
"Dari Q3 2021 kami berharap masih kita laksanakan onstream Q4 2021 investasi US$ 8,9 miliar," katanya dalam teleconference, Kamis (16/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun realisasi proyek tersebut pada kuartal I-2020 untuk onshore 80,94% dari target 79,61%. Kemudian untuk offshore realisasinya 98,05% dari target 98,94%.
Selanjutnya, Jambaran Tiung Biru yang ditargetkan onstream pada kuartal III-2021 diperkirakan mundur pada kuartal IV-2021.
"Untuk Jambaran Tiung Biru, yang tadinya Q3 2021 ini kemungkinan, sementara ini kita sedang review kita berharap masih tetap di tahun 2021 karena ini gas yang dibutuhkan Jawa Timur," terangnya.
Adapun progres Jambaran Tiung Biru secara total 57,91% dari target 58,17%. Nilai investasi proyek ini US$ 1,53 miliar.
Sementara, proyek Abadi Masela masih terus berjalan. Proyek ini ditargetkan onstream pada kuartal II-2027. Memang, yang menjadi tantangan saat ini ialah pemasaran gas.
"Abadi Masela masih terus jalan karena target onstream 2027, terus kita diskusikan karena kesulitan marketing gas dengan harga sekarang peminat, pembeli masih terkendala," ujarnya.
Begitu juga dengan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD). Proyek ini terus berjalan dan ditargetkan onstream pada kuartal IV 2025. Adapun progres hingga kuartal I-2020 ini ialah evaluasi persejuan revisi POD-1.
Adapun total investasi untuk empat proyek strategis ini ialah US$ 37,21 miliar. Dengan operasinya proyek itu maka ada tambahan produksi minyak sebanyak 65 ribu barel per hari (BOPD) dan gas 3.484 MMSCFD.
(acd/ara)