PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) VII memastikan pasokan dan distribusi Liquefied Petroleum Gas (LPG) di enam propinsi yang ada di wilayah Sulawesi aman. Langkah pengamanan stok dan peningkatan kehandalan distribusi telah dilakulan untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi LPG jelang lebaran.
Ketahanan stok LPG untuk wilayah Sulawesi saat ini lebih dari 12 hari. Unit Manager Communication & CSR MOR VII, Hatim Ilwan, mengatakan bahwa secara garis besar konsumsi LPG di Sulawesi mengalami tren peningkatan. "Perhitungan peningkatan konsumsi LPG ini diambil dari rerata penyaluran normal yaitu sepanjang bulan Januari hingga Februari 2020 dibandingkan dengan rerata penyaluran saat masa satgas Covid-19 di bulan April hingga Mei 2020," katanya, Senin (18/5/2020)..
Hingga seminggu jelang lebaran, rerata konsumsi LPG all product baik PSO maupun non-PSO di Sulawesi Selatan masih tercatat yang paling tinggi dengan angkanya mencapai 876,66 Metric Ton (MT)/hari. Konsumsi tertinggi berikutnya dipegang Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah dengan rerata konsumsi LPG masing-masing adalah sebesar 249,76 MT/hari serta 187,88 MT/hari.
Konsumsi berikutnya disusul Sulawesi Tenggara yang pada periode yang sama rerata konsumsi LPG-nya adalah sebesar 165,20 MT/hari. Sementara rerata konsumsi LPG untuk Gorontalo dan Sulawesi Barat masing-masing adalah sebesar 107,86 MT/hari serta 95,37 MT/hari.
Pada periode tersebut, Pertamina MOR VII mencatat kenaikan konsumsi LPG Public Service Obligation (PSO) ukuran 3kg dari 1.511,60 Metric Ton (MT)/hari atau setara 503.866 tabung/hari menjadi 1.541,24 MT/hari atau setara 513.746 tabung/hari. "Dengan kata lain, terjadi peningkatan sebesar 29,64 MT/hari setara 9.880 tabung/hari atau sebesar 1,96% dari penyaluran normal," ujar Hatim.
Sedangkan untuk produk LPG Non-PSO, di mana Elpiji 12kg, Bright Gas 5,5kg dan 12kg mengalami penurunan jumlah konsumsi dari 123,48 MT/hari menjadi 122,04 MT/hari atau menurun 1,17% dibandingkan dengan penyaluran normal.
Kenaikan konsumsi LPG PSO ini, lanjut Hatim, tak lepas dari imbauan pemerintah kepada masyarakat untuk lebih banyak tinggal di rumah sehingga aktivitas memasak di rumah semakin meningkat. Sedangkan untuk LPG Non-PSO, produk yang mengalami penurunan terbesar adalah Elpiji 12kg yaitu sebesar 36,22% yang salah satunya dipengaruhi oleh penerapan Single Brand Produk Bright Gas 12kg," jelasnya.
Produk LPG yang juga mengalami penurunan jumlah konsumsi adalah produk LPG untuk sektor non-rumah tangga yang biasanya diserap oleh industri rumah makan, kafe serta hotel. Tercatat konsumsi rata-rata harian masa Covid-19 hingga bulan Mei 2020 turun 39,49% atau yang semula 32,15 MT/hari menjadi 19,46 MT/hari.
Namun, Hatim melanjutkan, secara keseluruhan konsumsi LPG di Sulawesi meningkat sekitar 0,93%. "Kami juga memprediksi bahwa akan ada kenaikan konsumsi jelang lebaran ini sesuai dengan tren tahunan," paparnya.
Berikutnya update kondisi pasokan LPG di Yogyakarta. Klik halaman selanjutnya.
Sementara itu, menjelang hari raya Idul Fitri 1441 H, PT. Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region IV memastikan ketersediaan dan penyaluran LPG di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) aman. Selain itu, jika ada pangkalan Pertamina yang menjual LPG di atas harga HET konsumen dapat lapor melalui kontak Pertamina di 135.
Pjs. General Manager Pertamina MOR IV, Teuku Johan Miftah menyebut, pihaknya memprediksi peningkatan konsumsi sebesar 4% selama Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri nanti. Namun, jumlah tersebut tidak berbeda jauh dengan lebaran tahun lalu.
"Rata-rata harian normal penyaluran LPG saat ini di angka 420 MT (Metric Ton) dan akan naik menjadi 437 MT. Jumlah tersebut tidak berbeda jauh dari Ramadan dan Idul Fitri tahun 2019 yang berkisar di angka 440 MT per hari," kata Johan melalui keterangan tertulisnya, Senin (18/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Johan menyebut jika stok LPG yang berada di Fuel Terminal Pertamina saat ini dalam kondisi aman. Bahkan, stok tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat saat lebaran nanti.
"Untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan permintaan LPG khususnya ukuran 3 kg bersubsidi (PSO), Pertamina mengimbau kepada masyarakat untuk tetap patuh pada aturan yang telah ditetapkan dan tidak perlu khawatir akan kekurangan pasokan LPG," katanya.
"LPG 3 kg hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin atau tidak mampu sehingga kami berharap kepada warga masyarakat yang memiliki kondisi ekonomi yang baik dapat menggunakan LPG non subsidi yaitu varian bright gas," lanjut Johan.
(hns/hns)