Harga minyak mentah dunia terkoreksi tipis pada perdagangan Selasa (30/6) kemarin. Lantaran, mayoritas investor khawatir atas peningkatan kasus virus Corona yang tentunya akan mengganggu permintaan minyak global.
Mengutip Reuters, Rabu (1/7), harga minyak mentah berjangka Brent LCOc2 untuk kontrak September turun 58 sen menjadi US$ 41,27 per barel. Sedangkan, untuk kontrak Agustus Brent LCOc1 turun 56 sen atau 1,2% menjadi US$ 41,15 per barel.
Kemudian, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus terkoreksi 43 sen atau 1% menjadi US$ 39,27 per barel. Namun, harga minyak mentah AS ini tercatat naik 12,4% sepanjang Juni 2020 lalu dan naik 95% pada kuartal ini. Hal itu mencerminkan pemulihan dari keterpurukan akhir Maret 2020 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investor saat ini sedang menanti data tanda-tanda pemulihan terkait permintaan minyak dunia dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) dan pemerintah AS. Data itu akan dirilis hari ini.
Permintaan akan bahan bakar belakangan memang perlahan sudah menunjukkan pemulihan dari minggu-minggu terburuk akibat COVID-19. Akan tetapi, peningkatan kasus COVID-19 di beberapa negara berpotensi menurunkan kembali permintaan atas bahan bakar tersebut. Saat ini beberapa negara bagian AS seperti New York dan New Jersey kembali memberlakukan kebijakan karantina wilayah. Sehingga ada potensi penurunan permintaan dari sana.
Kekhawatiran ini bertambah, sebab ada potensi produksi minyak Libya bakal meningkat tajam setelah merosot sejak awal tahun ini akibat perang saudara di sana.
"Jika akhirnya kita melihat kembali output Libya, ini akan membuat pekerjaan OPEC+ sedikit lebih sulit," kata Bank Belanda ING dikutip dari Reuters, Rabu (1/7/2020).
Hasil jajak pendapat Reuters kepada para analis disimpulkan rata-rata meyakini bahwa harga minyak dunia bisa terkoreksi hingga ke kisaran US$ 40 per barel tahun ini.
Seperti diketahui, menurut data Universitas John Hopkins, kasus positif Corona di dunia kini sudah mencapai 10.302.867. Dari jumlah tersebut, sebanyak 505.517 orang dinyatakan tewas.
(zlf/zlf)