Ternyata, ada beberapa keuntungan yang bisa dinikmati masyarakat apabila BBM dengan RON rendah dihapus. Menurut Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin, keuntungan tersebut adalah berkurangnya biaya perawatan kendaraan.
Pasalnya, menurut Ahmad, selama ini masyarakat tidak sadar sudah terbebani biaya tinggi untuk perawatan kendaraan karena menggunakan BBM dengan kadar RON rendah.
"Selain emisi lebih buruk, kendaraan bisa rusak. Jadi selama ini pemilik kendaraan itu nggak sadar terbebani biaya tinggi dari kerusakan kendaraan karena BBM Premium dan Pertalite," ujar Ahmad kepada detikcom, Senin (6/7/2020).
Baca juga: Kenapa Premium Harus Dihapus? |
Ahmad bercerita, semua bagian pembakaran pada mesin kendaraan paling rawan terkena imbas penggunaan Premium dan Pertalite. Hal ini bisa membuat masyarakat bolak balik ke bengkel untuk merawat kendaraannya.
"Dia berkali-kali ke bengkel, padahal bisa lebih minim dari itu. Selama pakai Premium atau Pertalite busi bisa cepat rusak, piston, bahkan seher mesti bolak-balik ganti. Semua bagian pembakaran kena," ungkap Ahmad.
"Kemudian, tune up misalnya sampai 16 kali padahal setahun sekali setahun dua kali aja bisa kalau BBM-nya bagus," ujarnya.
Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan juga menyatakan masyarakat lebih untung menggunakan BBM RON tinggi, karena dapat memelihara mesin kendaraan. Menurutnya tanpa Premium dan Pertalite perawatan mesin bisa lebih minim dan murah.
"BBM RON tinggi ini kan lebih bagus, membuat kompresi mesin lebih bagus. Akhirnya mesin kendaraan bisa berlari lebih jauh, perawatan juga lebih minim dan murah," ungkap Mamit kepada detikcom.
Baca juga: BBM Premium Mau Dihapus, Beneran Nih? |
Mamit juga menyebutkan sebetulnya masyarakat pun sudah mulai mengurangi penggunaan BBM Premium. Dia mengatakan memang penggunaan paling minim masih Pertamax, namun penggunaan Premium menjadi jenis BBM kedua yang paling sedikit dipakai.
"Toh konsumsi Premium secara nasional udah nggak terlalu tinggi, memang paling rendah masih Pertamax tapi sekarang sudah ada penurunan. Sekarang sampai Juni penggunaan Premium itu 24% dari keseluruhan," ungkap Mamit.
(dna/dna)