Lumayan... Negara Dapat Rp 74 T dari Jual Migas dalam 6 Bulan

Lumayan... Negara Dapat Rp 74 T dari Jual Migas dalam 6 Bulan

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 17 Jul 2020 16:45 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat penerimaan negara dari hasil penjualan migas sepanjang semester I-2020 mencapai US$ 5,3 miliar. Angka tersebut setara Rp 74,2 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan capaian tersebut diperoleh ketika harga rata-rata harga minyak Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) sebesar US$ 42

"Jadi dari gross revenue untuk semester I ini mencapai US$ 11,89 miliar dengan ICP average di semester I adalah US$ 42 per barel oil. Kemudian kalau dari sini kita lihat bahwa cost recovery sebesar US$ 4,05 miliar sehingga share untuk government mendapat US$ 5,3 miliar, dan share untuk kontraktor US$ 2,54 miliar," kata dia dalam jumpa pers kinerja hulu migas semester I-2020 secara virtual, Jumat (17/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu untuk perkirakan hingga akhir tahun, harga ICP rata-rata adalah US$ 38 per barel, dan gross revenue U$S 19,91 miliar, dengan cost recovery US$ 8,124 miliar, maka pendapatan negara adalah US$ 7,215 miliar, dan untuk kontraktor sebesar US$ 4,571 miliar.

Namun dia memperkirakan angka di atas bisa lebih tinggi lagi pada realisasinya nanti karena harga minyak trennya naik.

ADVERTISEMENT

"Outlook untuk 2020 kita perkirakan kalau seandainya ICP di US$ 38, yang kalau lihat perkembangan hari ini mungkin akan bisa lebih besar untuk 1 tahun average di 2020 karena ini sudah mulai naik sampai dengan semester I sudah US$ 42," tambahnya.




(toy/fdl)

Hide Ads